Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Ridwan Zacrie : Hidup itu Harus Dinamis

Recommended Posts

Setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu berkarier di sektor finansial, Ridwan Zacrie kini menyeberang ke sektor tambang. Namun, pertambangan bukanlah hal baru bagi pria yang dikenal aktif dalam penerapan good corporate governance di Indonesia.

 

Sejak awal tahun ini, Ridwan dipercaya memimpin PT Killara Resources, anak usaha dari perusahaan asal Australia yakni Killara Resources Ltd. Kini, perseroan sedang sibuk mengakuisisi konsesi pertambangan emas dan batu bara di berbagai tempat. Berikut petikan wawancara dengan pria yang menyukai buku-buku sejarah ini:

 

Killara Resources ini bergerak di sektor apa?

 

Terutama di tambang emas. Mereka punya yang besar di Australia. Managing director-nya juga seorang geologis. Di beberapa negara, ada sister company-nya seperti di Afrika Selatan, Mongolia, Amerika.

 

Pada tahun ini, mereka mau fokus di Indonesia. Australia ini melihat bahwa memang golden partner-nya adalah Indonesia, jadi mereka ingin memperkuat dan memperbesar perannya di Indonesia.

 

Sebelumnya perusahaan ini memiliki kantor pusat di Surabaya untuk op rasionalnya di wilayah timur. Namun, dengan mengembangkan konsesi di seluruh indonesia, kantor pusatnya dipindahkan ke Jakarta pada Januari tahun ini.

 

Killara sudah ada di Indonesia sejak 2 tahun terakhir, tetapi sebelumnya bergerak di sektor mangan. Dalam 2 tahun terakhirnya memang mencari beberapa konsesi dan beberapa partner. Pada tahun ini, perseroan men dapatkan 11 konsesi batu bara yang potensial.

 

Bagaimana dengan konsesi emas?

 

Kalau emas masih dalam tahap akhir. Ada tiga konsesi jadi incaran, mudah-mudahan bisa dapat yang di Wetar, Sumba, dan Buru. Untuk batu bara ada di Papua Barat, Kalbar, dan Kaltim. Proses akuisi sudah dan tinggal kami pikirkan bagaimana ke depan nya. Ada rencana mau eksplorasi juga. Mungkin nanti yang pertama kali eksplorasi itu yang di Papua Barat.

 

Kami selalu mencoba mencari dan ada 200 konsesi yang ditawarkan kepada kami. Banyak konsesi yang awalnya ditawarkan kepada kami itu tumpang tindih. Jadi kami hanya mau mencari yang clear dan clean. Kami review dari waktu ke waktu.

 

Kami mempunyai parameter sendiri untuk menetapkan bahwa ini masuk yang clear and clean. Kami punya database yang cukup bagus soal seluruh konsesi yang ada di Indonesia ini.

 

Itu berarti Killara Resources merupakan pendatang baru di sektor penambangan emas?

 

Untuk masuk ke Indonesia memang masih baru. Namun, mereka sudah menangani sektor ini di negara lain sejak lama dan mereka memiliki geologis untuk sektor ini. Sebenarnya kami sudah membangun hubungan dalam 6 bulan terakhir sebelum saya gabung di Killara. Hubungan kami sudah mulai dijalin sejak saya masih di Tason. Sudah ada sinergi yang baik.

 

Sebagai listed company di Australia, mereka memang memiliki rule dan compliance yang baik. Mereka membutuhkan leadership dan orang-orang yang memiliki jaringan. Kebetulan link yang saya miliki sejak saya masih di Recapital dan di Tason sangat membantu juga.

 

Jadi kalau sebelumnya agak sulit, sekarang kami sudah mendapatkan 11 konsesi dan kami masih terus open juga terhadap beberapa yang potensial. Apakah kami akan eksplorasi kepada seluruhnya? tentunya kami akan lihat. Tentunya akan melakukan eksplorasi karena perusahaan tambang pastinya melakukan eksplorasi.

 

Saat saya bergabung dengan perusahaan ini pertama kali, saya bertanya apakah ini hanya untuk mengumpulkan portofolio atau untuk menambang. Saya kan seorang financial investment banking dan bagi saya merupakan suatu hal yang biasa mengum pulkan portofolio, lalu menaikkan nilai sahamnya dan dijual lagi.

 

Namun, mereka memastikan tujuan nya bukan untuk itu. mereka sebutkan tujuan akhirnya adalah eksplorasi di Indonesia.

 

Filosofi mereka masuk ke Indonesia itu juga efektif dan efisien. Mereka tidak mau langsung masuk dalam skala besar. Mereka melihat sesuai kebutuhan. Mereka akuisisi, bentuk tim, baru rekrut orang. Jadi penambahan pegawai, sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

 

Bagaimana komposisi modal PT Killara Resources?

 

Sebanyak 90% dimiliki oleh Killara Resources Ltd Australia. Tapi kedepannya mereka mengharapkan Killara Resources adalah Indonesia entity. Makanya pimpinannya juga dipegang oleh orang Indonesia.

 

Sebanyak 10% lagi adalah beberapa orang Indonesia. Saya lihat mereka adalah prominent figure yang punya link cukup baik.

 

Sebelum bergabung dengan Killara apakah Anda sudah pernah menggeluti industri tambang?

 

Belum. Namun, sebelumnya saya kan di financial company, di Recapital. Pada waktu itu saya managing director di Grup Recapital dan duduk juga di salah satu anak usahanya yakni di Berau Coal Energy sebagai Komite Pemantau Risiko dan Audit untuk memantau aktivitas tambang.

 

Di Tason sendiri, saya duduk di Tavesco. Itu merupakan perusahaan tambangnya Pak Tanri dan bergerak di sektor batu bara juga.

 

Sektor financial dan mining tidak bisa jauh-jauh juga. Kalau proses eks plorasi di Indonesia, itu kan proses corporate finance. Mencari kualitas aset terbaik butuh geologist. Untuk eksplorasi, diperlukan funding dan diperlukan orang-orang finance untuk duduk di sana.

 

Jadi sekarang Anda akan fokus di tambang?

 

Setelah mengurus holding selama 2 tahun dan 15 industri ketika saya di Recapital, saya se karang di tambang. Sektornya tidak terlalu kompleks. Selama dapat barang bagus, tinggal approach di lapangan yang membutuhkan challenge. Di sini yang dihadapi adalah komunitas dan alam.

 

Mengenai penambangan emas, bagaimana posisi Killara di antara perusahaan tambang emas yang sudah lebih dulu ada di Indonesia?

 

Kami tidak melihat mereka sebagai competitor. Indonesia cukup besar dan potensinya besar sekali dan tidak hanya di Papua. Di Sumatra dan Banten saja ada emas. Sudah ada penambangan emas di Buru, tetapi dilakukan oleh penambang lokal. Kami harus ajak mereka ka lau mau masuk ke sana. Tidak bisa dengan pendekatan kekerasan.

 

Dalam 3-6 bulan pertama masuk di Papua, masuk sosialisasi dulu dengan pemerintah dan penduduk sekitar. Kalau mereka merasa comfortable, baru kami masuk. Kami masuk le wat joint venture dengan lokal supaya kesannya tidak foreign company. Di Papua itu, di samping emas, ada batu bara. Namun, challenge-nya cukup besar, terutama soal infrastruktur yang praktis belum ada.

 

Bukankah Papua sangat sensitive dengan isu pertambangan?

 

Di tempat kami, government relations-nya cukup bagus. Kami bermitra dengan grup yang cukup besar, tetapi belum bisa kami rilis. Mereka juga ingin masuk ke bursa Australia sepertinya. Mau tidak mau, mereka memang memiliki akses yang kami butuhkan. Sementara kami memiliki expert dari sisi teknisnya. Jadi kami kombinasikan saja, sepanjang kami memang saling pengertian.

 

Untuk portofolio ini, kami juga rencanakan dalam waktu 3 bulan ke depan, kami mau listing di Indonesia dan Australia. Kalau di Australia kan sudah listing ya, tetapi kami mau back door listing lagi untuk portofolio kami yang ada. Kita lihat nanti potensinya.

 

Selama ini kan Anda dikenal aktif dalam penerapan good corporate governance di perusahaan. Perusahaan apa yang paling sulit?

 

Kalau menurut saya yang paling menantang pertama kali waktu di Recapital. Cuma setelah mencapai itu, feel so good, karena kami bisa membangun tata kelola yang baik. Sekarang sudah tertata dengan baik dan berjalan baik. Karena tadinya recapital itu gede duluan, baru memikirkan tata kelolanya. Idealnya kan dari depannya sudah dibereskan, jangan tunggu perusahaannya besar dulu.

 

Tantangan yang kedua adalah di perusahaan keluarga, dinamika perusahaan keluarga itu juga sangat menarik. Bagaimana mentransformasi perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional. Dan Tason bisa tumbuh menjadi perusahaan keluarga yang membanggakan.

 

Sekarang saya enjoy kerja di perusahaan tambang karena filosofi orang Australia ini adalah balance antara kerja dan life, jadi saya ada waktu untuk keluarga. Sebelumnya, akhir pekan pun saya tetap bekerja. 3 Tahun lalu saya kehilangan anak saya dan itu mengubah filosofi hidup saya. Sekarang saya punya waktu untuk keluarga. Filosofi orang Australia yang menarik menurut saya adalah there is always Monday.

 

Dalam bekerja, saya punya tiga filosofi hidup yang selalu saya bawa. Yang pertama adalah inovasi. Artinya harus selalu berpikir out of the box. Yang kedua adalah tata kelola yang baik. Jangan grasa-grusu. Banyak orang ingin besar scara greedy dan instan.

 

Padahal perusahaan yang dibangun secara instan, paling kuat bertahan selama 5 tahun. Tidak sustainable. Yang ketiga adalah solution to the nation. Artinya apa yang kita lakukan harus ada gunanya untuk bangsa. Jangan memikirkan keuntungan perusahaan semata.

 

Bagi orang awam, bagaimana untuk bisa mengetahui bahwa sua tu perusahaan menerapkan GCG?

 

Menurut saya, Astra adalah salah satu perusahaan yang menerapkan GCG dengan baik. Kalau bank kan sudah pasti. Jadi, ada dua cara untuk menerapkan GCG yakni comply base dan need base. Untuk comply base, orang menerapkan GCG karena memang sudah menjadi kewajiban.

 

Ada regulatory base-nya. Jadi mau gak mau mereka harus bentuk mekanisme untuk itu. Untuk need base, itu dilakukan karena memang merupakan kebutuhan. Jadi, akan bagus kalau perusahaan menerapkan itu berdasarkan need base.

 

Dari semua perusahaan yang pernah Anda tangani, sektor apa yang paling Anda sukai?

 

Kalau saya melihat dari karier saya sejak di bank, saya selalu ingin dinamis. Saya ingin ada perubahan. Dinamika itu penting. Hidup itu harus dinamis. Harus selalu membawa suatu perubahan. Jangan pasif. Dan saya selalu suka turun langsung ke bawah. Tidak hanya duduk di belakang meja.

 

Bagaimana bisa menerapkan GCG pada konglomerasi di Indonesia?

 

Memang tadinya perusahaan sudah terlanjur besar, dan baru akan melakukan CGG. Jadi yang pertama

memang harus membangun culture-nya. Jadi salah kalau langsung diterapkan peraturan-peraturan, karena nanti mereka menjalankannya juga bukan berdasarkan pada kebutuhan.

 

Perusahaan harus bisa jadi besar dengan melakukan GCG yang baik. Kenapa? Karena semua perusahaan tentunya ingin menjadi perusahaan yang terpercaya. Untuk menjadi perusahaan terpercaya, maka perusahaan itu harus bisa berumur panjang.

 

Itu yang akan kita bangun. Jadi perusahaan nasional kita seharusnya semakin banyak yang tidak hanya bertahun selama 1 dekade, tetapi bisa 3 dekade, seperti perusahaan-perusahaan di AS kan banyak yang seperti itu.

 

Selain bekerja, Anda tentunya memiliki hobi. Apa yang Anda lakukan di waktu luang?

 

Main tenis. Kalau akhir pekan saya suka jogging sama istri. Saya suka jalan. Kalau wiken itu kami pasti outdoor activities. Saya juga suka nonton sepak bola dan club favorit saya adalah AC Milan dan Barcelona.

 

Saya juga suka baca buku sejarah. Tadinya mau jadi historian. Waktu SMA dulu saya ingin jadi ahli sejarah. Saya tertarik pada sejarah, karena orang harus belajar dari sejarah.

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...