Hari Disabilitas, Pertamina Wujudkan Lingkungan Kerja Ramah Difabel

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Krisis ekonomi membuat negara-negara di Eropa dan kawasan Amerika Serikat (AS) cukup kesulitan untuk menjaga momentum pertumbuhan mereka. Beberapa negara, seperti AS, bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya.oleh karena itu, pemerintah meyakini cepat atau lamban, perlambatan ekonomi global akan menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, Kepala Bappenas/Menteri PPN Armida Alisjahbana mengungkapkan, Indonesia harus tetap mempertahankan kualitas pertumbuhan ekonomi meskipun terkena dampak perlamabatan ekonomi global.

 

Menurutnya, kualitas dari pertumbuhan perekonomian tersebut diciptakan oleh beberapa hal. Di antaranya penciptaan perluasaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan perekonomian.

 

"Itu barangkali yang yang harus kita jaga, di samping bagaimana momentum pertumbuhan. Kalaupun momentum pertumbuhan melamban, karena faktor eksternal ini faktornya sangat signifikan," ungkapnya kala ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (25/6/2012).

 

Selain itu, dia mengakui dengan adanya krisis ekonomi global, maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak bisa secepat yang diharapkan. "Tapi mimimal kualitasnya yang kita pertahankan," tukasnya.

 

Sebelumnya, bank Sentral AS, the Fed, memangkas estimasi pertumbuhan perekonomian tahun ini setengah poin. Selain itu, the Fed juga memproyeksikan pengangguran di AS akan meningkat dari yang diperkirakan dua bulan lalu.

 

The Fed memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) AS akan tumbuh maksimal 2,4 persen pada akhir tahun, dan tingkat pengangguran akan naik sampai setinggi 8,2 persen. Bank sentral menunjukkan  pandangan ekonomi yang lebih pesimistis sejak proyeksi pada 25 April. Kala itu, the Fed memperkirakan pertumbuhan maksimum PDB dapat mencapai 2,9 persen dan tingkat pengangguran turun ke 8,0 persen.

 

(mrt)

 

 

 

Sumber