Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Mempersiapkan Dana Pendidikan untuk Sang Buah Hati

Recommended Posts

Menjelang kenaikan kelas dan musim liburan, tentunya akan menimbulkan perasaan bahagia untuk anak Anda setelah berkutat dengan pelajaran sekolah dan ujian kenaikan kelas. Namun, untuk orangtua, kenaikan kelas ataupun kenaikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan membuat pikiran pusing bila tidak mempunyai persiapan dana pendidikan.Untuk itu, idealnya ketika pasangan baru memiliki anak, sudah harus mulai mempersiapkan dana untuk pendidikannya kelak. Kenapa demikian? Karena dengan begitu, orangtua memiliki waktu mempersiapkan yang cukup panjang, sehingga dana yang harus disisihkan tidak sebesar jika dipersiapkan dengan waktu yang sempit.

 

Bagaimana memulai mempersiapkan dana pendidikan untuk anak?

 

Sebelum mulai menghitung kebutuhan dana pendidikan, orangtua perlu menyamakan visi dan misi tentang bagaimana akan mendidik anak-anaknya, setelah itu mulai mencari sekolah yang mengakomodir visi orangtua, sehingga antara pendidikan di sekolah dan di rumah selaras dan seimbang.

 

Saat ini cukup banyak pilihan sekolah yang menawarkan gaya atau pun cara mendidik yang berbeda. Misalnya sekolah alam, sekolah nasional/umum, sekolah internasional, sekolah dengan ajaran agama tertentu, misalnya sekolah Islam, Katolik, Pesantren, dan sebagainya.

 

Setelah menetapkan pilihan sekolah, mulailah mencari informasi berapa biaya sekolahnya, mulai dari uang pangkal, uang gedung, uang bulanan, uang seragam, uang kegiatan dan lain-lain. Jangan lupa dengan besaran kenaikan yang biasanya diberlakukan tiap tahun. Di Indonesia, kenaikan biaya pendidikan biasanya di atas inflasi, menurut survei kenaikan bisa mencapai 10 persen sampai 20 persen tiap tahun, untuk itu kita sebaiknya menghitung dengan asumsi lebih tinggi agar dana yang dibutuhkan tercapai.

 

Setelah mempunyai gambaran besaran dana yang harus disiapkan dengan memperhatikan asumsi kenaikan tiap tahun, maka selanjutnya kita mulai memilah-milah kebutuhan dana berdasarkan jangka waktunya.

 

Contoh, jika saat ini di 2012 usia anak Anda dua tahun, maka di 2014 akan memasuki jenjang pendidikan TK, di 2016 akan memasuki jenjang SD, di 2022 akan memasuki jenjang SMP, di 2025 akan memasuki jenjang SMA dan di 2029-2034 akan ada di perguruan tinggi. Maka akan ada kebutuhan dana jangka pendek untuk jenjang TK dan SD yaitu dua tahun dan empat tahun lagi, dan kebutuhan dana jangka panjang untuk kebutuhan dana jenjang SMP, SMA dan perguruan tinggi yaitu 10 tahun, 13 tahun dan 16 tahun lagi.

 

Sementara untuk jangka pendek, karena akan sebentar lagi akan digunakan, disarankan menyimpan dalam investasi yang mempunyai risiko lebih kecil, misalnya mengumpulkan dana dideposito atau pun reksadana pasar uang, ataupun emas.

 

Sedangkan untuk jangka panjang, bisa menggunakan instrumen investasi yang memberikan hasil lebih besar, namun tentunya risikonya lebih besar juga, tetapi pada umumnya fluktuasi pasar bisa diantisipasi dengan waktu investasi yang panjang tersebut. Pilihan instrumen bisa berupa reksa dana campuran, reksadana saham, ataupun langsung dengan saham jika orangtua familier dengan investasi saham.

 

Masing-masing instrumen punya risiko dan return yang berbeda. Semakin kecil risiko biasanya return yang diberikan juga sebanding. Sehingga dana yang harus disisihkan menjadi semakin banyak apalagi dengan jangka waktu yang sempit.

 

Kebalikannya, jika instrumen diharapkan mampu memberikan return yang besar maka risiko yang ditanggung juga besar, namun dengan jangka waktu yang masih lama dan return yang cukup lumayan sehingga dana yang harus disisihkan bisa lebih kecil dan diharapkan tidak membebani anggaran rumah tangga.

 

Sebagai contoh, biaya sekolah TK saat ini Rp3 juta, maka dua tahun lagi dengan asumsi kenaikan 10 persen maka biaya tersebut menjadi Rp3,63 juta. Jika ingin menyisihkan lumpsump dengan instrumen deposito yang memberikan return lima persen, maka dana yang harus disiapkan saat ini adalah sebesar Rp3,3 juta. Atau jika ingin menyisihkan bulanan sebesar Rp148 ribu jika ditambah dengan perkiraan biaya uang pangkal SD sebesar Rp5 juta saat ini, maka empat tahun lagi dengan asumsi kenaikan 10 persen per tahun menjadi Rp7,321 juta jika lumpsump di depositokan harus menyimpan uang sebesar Rp6,023 juta.

 

Sementara jika ingin menyisihkan tiap bulan sebesar Rp139 ribu, jadi untuk uang pangkal TK dan SD harus disisihkan sejumlah Rp287 ribu tiap bulan belum termasuk cicilan untuk uang pangkal SMP, SMA dan perguruan tinggi.  Belum lagi jika mempunyai anak lebih dari satu.

 

Jangan lupakan proteksi!

 

Setelah menghitung dana yang dibutuhkan, kapan akan digunakan, berapa banyak yang harus disisihkan setiap bulannya, maka jangan lupa untuk memasukan unsur proteksi kedalam perhitungan kita. Proteksi disini penting sebagai antisipasi terjadi risiko jika orangtua sebagai pengumpul dana, mengalami risiko kematian, cacat tetap/total dsb yang mengakibatkan tidak bisa melanjutkan pengumpulan dana pendidikan.

 

Jadi dalam dana pendidikan, proteksi yang dibutuhkan ialah sebesar dana yang harus disisihkan tiap bulan saja, karena jika dana tersebut tidak terkumpul sesuai jadwal yang telah direncanakan, maka kebutuhan dana tidak akan terpenuhi.

 

Sering terjadi dalam proteksi terhadap dana pendidikan malah anak yang menjadi tertanggung, seharusnya adalah orangtua yang menjadi tertanggung karena orangtua yang melakukan kewajiban pengumpulan dana tersebut. Proteksi ini bisa dibuatkan terpisah ataupun menjadi satu dengan proteksi terhadap penghasilan orangtua. Karena dengan asumsi UP asuransi jiwa orangtua sudah memperhitungkan pengeluaran tiap bulan yang didalamnya terkandung investasi untuk dana pendidikan anak.

Apakah produk keuangan dengan embel-embel "pendidikan" akan selalu cocok dengan kebutuhan dana pendidikan?

 

Setiap produk keuangan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Produk keuangan seperti asuransi pendidikan ataupun tabungan pendidikan juga mempunyai kelemahan dan kelebihan. Misalnya pada asuransi pendidikan, keranjang investasi dan proteksi tergabung menjadi satu sehingga praktis bagi orang-orang yang memerlukan kepraktisan.

 

Produk tabungan pendidikan memberikan hasil yang dijamin oleh pemerintah karena merupakan produk bank. Tapi ada juga produk bancassurance yang dijual lewat bank, yang ini tidak dijamin pemerintah. Namun, produk-produk tersebut belum tentu bisa mengakomodir kebutuhan setiap orang. Oleh karena itu, kita wajib memperluas wawasan tentang instrumen investasi yang ada dan mempelajari karakteristiknya sehingga kita tahu memaksimalkan manfaatkan dari produk-produk tersebut.

Diana Sandjaja, SE, RFP

Offfice : One Pacific Place 15th Floor, Sudirman Central Business District

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia

Phone: +62 21 2550 2425

Fax: +62 21 2550 2555 (//ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...