Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Vakuum 60 tahun, Coca Cola kembali ke Myanmar

Recommended Posts

WASHINGTON-- Setelah 6 dasawarsa tinggalkan Myanmar, Coca-Cola mengumumkan akan kembali ke negara itu menyusul reformasi baru di sebagian Asia Tenggara.

 

Coca-Cola Co. menjadi penerima manfaat terbaru dari reformasi di negara yang lama telah diisolasi itu. Perusahaan ini mengumumkan rencananya, setelah Amerika Serikat mengatakan akan mengurangi pembatasan atas investasinya.

 

Perusahaan yang berbasis di Atlanta ini mengatakan, pada tahap awal akan mengirimkan Coke dari negara tetangga ke Myanmar, tetapi sejalan dengan praktik umum, akan mencari mitra lokal. Dikatakan, pihaknya akan membuat investasi yang signifikan di Myanmar selama 3 sampai 5 tahun ke depan.

 

"Coca-Cola Co. selalu berdiri untuk optimisme pada saat perubahan dan kemajuan di seluruh dunia," kata pimpinan dan CEO Muhtar Kent dalam sebuah pernyataan.

 

Coca-Cola mengatakan, pihaknya akan mematuhi standar etika, termasuk menghormati hak asasi manusia dan tidak membayar suap.

 

The Coca-Cola Foundation, sebuah badan amal yang berafiliasi dengan perusahaan, mengatakan bahwa mereka akan memberikan US$3 juta untuk mendukung inisiatif kerja yang memberdayakan perempuan di Myanmar.

 

Coca-Cola mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan bisnis di Myanmar, sebelumnya dikenal sebagai Burma, selama lebih dari 60 tahun. Militer mengambil alih kendali negara itu pada 1962.

 

Junta menyerahkan kekuasaan kepada sipil nominal, Presiden Thein Sein, tahun lalu. Meskipun awalnya sinis tentang dia, Thein Sein telah melakukan reformasi termasuk membebaskan tahanan politik, membuka dialog dengan etnis minoritas dan meluncurkan pembicaraan dengan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi, yang terpilih untuk parlemen setelah bertahun-tahun di bawah tahanan rumah.

 

Pemerintah Presiden AS, Barack Obama juga telah mengumumkan melonggarkan pembatasan pada jasa keuangan kepada Myanmar, yang memungkinkan kartu kredit untuk kembali.

 

Tetapi Amerika Serikat, tidak seperti beberapa negara lain, belum menghapus pembatasan impor dari Myanmar, dengan alasan bahwa permata, kayu gerjajian dan barang lainnya menyediakan bisnis yang menguntungkan untuk elemen anti-reformasi dalam angkatan bersenjata negara itu. (Antara/AFP/arh)

 

 

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

 

 

KUNJUNGI JUGA KANAL BERIKUT INI:

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...