Kereta Khusus Petani dan Pedagang Perkuat Upaya Pemerataan Ekonomi

[pemuja sedan Pemilik Lapak 0]

Perkembangan terkini menunjukan bahwa zona Eropa belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan utang.Namun demikian,prospek pertumbuhan ekonomi domestik masih cukup cerah di dukung tingginya tingkat investasi dan konsumsi domestik serta meningkatnya likuiditas domestik di pasar modal.

 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 diperkirakan tumbuh sebesar 6-6,3%.Rasio investasi terhadap PDB saat ini telah melebihi 30% selama 11 kuartal berturut-turut,seperti pada kurun waktu 1997-1998.

Peningkatan peringkat investasi Indonesia oleh Fitch dan Moody"s serta pengesahan undang-undang Pengadaan Lahan diyakini dapat mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang optimal.

Prospek Pertumbuhan yang Tinggi

Di awal 2012 ,volatilitas pergerakan pasar saham masih cukup tinggi dengan kinerja yang relatif tertinggal dibandingkan dengan pasar saham regional.

Selain disebabkan oleh faktor valuasi yang masih premium di pasar saham Indonesia,ekspektasi tingkat inflasi yang mulai meningkat juga menjadi perhatian utama pelaku pasar.Akan tetapi,propek pertumbuhan ekonomi yang masih cukup tinggi diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan pertumbuhan laba emiten di Bursa Saham Indonesia.

 

Sementara untuk pasar obligasi,terlihat kenaikan harga yang cukup signifikan terutama pada intrumen obligasi pemerintah (Surat Utang Negara).

Sejak awal tahun 2012,indeks harga obligasi pemerintah mengalami kenaikan sebesar 5,89%,yang kemudian tercermin pada penurunan tingkat imbal hasil (yield).Yield SUN 10 tahun yang pada akhir tahun 2011 berada di level 6,03% turun menyentuh 5,25% pada akhir februari 2012.

Rally yang terjadi di pasar obligasi tersebut tidak terlepas dari membaiknya profil risiko Indonesia pasca diraihnya peringkat "investment grade" dari lembaga pemerintah Fitch dan Moody"s.

Dinaikkannya peringkat Indonesia menjadi kategori negara yang layak investasi mengundang masuknya arus dana asing untuk berinvestasi baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

Di pasar obligasi,nilai kepemilikan SUN oleh investor asing naik dari 222,86 triliun pada akhir tahun 2011 menjadi 232,17 triliun pada akhir februari 2012.Ke depannya,ekspektasi arus dana investor baik asing maupun domestik masih akan memasuki pasar obligasi Indonesia.Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kuat serta tingkat ketergantungan pemerintah terhadap hutang yang menurun menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi melalui pasar obligasi Indonesia.

 

Risiko Jangka Pendek

Tak dapat dipungkiri bahwa terdapat risiko yang dapat menahan pergerakan pasar obligasi Indonesia.Kenaikan harga obligasi pemerintah yang cukup signifikan sejak awal tahun memungkinkan terjadinya "technical correction" yang berdampak terhadap penurunan harga-harga obligasi.Hal ini juga ditambah dengan ekspektasi inflasi yang mulai meningkat akibat adanya kebijakan pemerintah pada bahan bakar bersubsidi.Namun diperkirakan bahwa risiko tersebut bersifat sementara.Membaiknya kondisi fundamental ekonomi domestik diperkirakan dapat diikuti dengan membaiknya profil risiko kredit di pasar obligasi Indonesia dalam jangka panjang.

 

Di tahun 2012,tema investasi akan lebih diwarnai dengan pemilihan strategi yang tepat,investasi pada reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran berpeluang memberikan return yang baik dengan tingkat risiko yang relatif masih cukup aman .Kedua jenis reksa dana tersebut bisa menjadi pilihan apabila investor masih ragu dengan prospek di pasar saham.Pilihan lain yang berpotensi memberikan imbal hasil yang menarik adalah reksa dana saham .Meskipun tingkat volatilitas di pasar saham saat ini cukup tinggi,beberapa reksa dana saham tematik dengan strategi pengelolaan portofolio yang spesifik berpotensi untuk memberikan tingkat return yang cukup menarik.