Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Vismay Sharma : Belajar Mendengarkan

Recommended Posts

Datang dari India pada awal tahun ini Vismay Sharma memiliki impian yang besar untuk mengembangkan produk-produk L’Oreal di Indonesia. Belum setahun impian itu sudah mendekati kenyataan. Perusahaan produsen komestik itu berkembang pesat.

 

L’Oreal di bawah pimpinannya bertekad berjualan dan berinvestasi di Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar. Dengan nilai investasi pembangunan pabrik sebesar Rp1,4 triliun hanya untuk tanah dan teknologi Vismay mengejar penjualan L’Oreal Indonesia saat ini termasuk tiga besar di Asean.

 

Berikut adalah kisah Vismay yang berprinsip setiap pada kebutuhan konsumen mengungkapkan rencana dan kiat-kiatnya dalam memimpin perusahaan.

 

Bagaimana kondisi L’Oreal Indonesia sejauh ini?

 

Perusahaan ini sedang berkembang dengan baik. L’Oreal Indonesia bahkan mencatat pertumbuhan bisnis cukup besar dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Hal ini mendorong kami untuk lebih serius berbisnis dan berinvestasi di sini, salah satunya dengan membangun pabrik baru yang lebih besar.

 

Ketika pabrik ini beroperasi penuh pada akhir tahun ini, dia akan menjadi pabrik kami yang paling besar. Pembangunan pabrik baru ini sudah dilakukan sejak 2011. Juli ini kami mulai memindahkan produksi dari pabrik lama ke pabrik baru. Kapasitas produksi akan meningkat hingga 500 juta unit per tahun dari saat ini sebanyak 300 juta unit per tahun.

 

Barang yang diproduksi adalah produk hair care dan skin care merek Garnier dan L’Oreal Paris. Sebanyak 30%-40% hasil produksi nantinya untuk pasar domestik, sisanya keluar negeri, seperti China, India, dan Jepang. Tentu saja, peluang untuk menaikkan pangsa pasar domestic masih terbuka lebar.

 

Mengapa memilih Indonesia?

 

Kami memiliki komitmen dengan Indonesia, tidak hanya sebagai pasar, tetapi ingin mengembangkan Indonesia sebagai negara produsen. Ada opsi untuk bersikap seperti perusahaan multinasional lain yang hanya buka kantor dan berjualan di Indonesia, bahkan lebih memilih berkantor pusat di Singapura.

 

Kami berjualan dan berinvestasi di Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar. Nilai investasi pembangunan pabrik ini sebesar Rp1,4 triliun hanya untuk tanah dan teknologi.

 

Penjualan L’Oreal Indonesia saat ini termasuk tiga besar di Asean.

 

Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia juga bagi kami termasuk stabil. lagipula, ini bukan pabrik pertama kami di Indonesia. L’Oreal sudah memiliki pabrik di sini sejak 1995.

 

Apa strategi Anda untuk menguasai pasar kosmetik di Indonesia?

 

Kami mengadaptasi produk khusus untuk pasar Indonesia, menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Ya, Indonesia adalah pasar yang unik, tetapi saya pribadi tidak sejutu kalau dikatakan pasar Indonesia tidak bisa diprediksi.

 

Selama Anda mengunjungi langsung pasar, berbicara dengan pembeli maupun calon pembeli, pasti tahu apa kebutuhan mereka. Salah satu contohnya saya bertemu seorang gadis remaja usia 16 tahun yang baru masuk SMA, dalam 2 bulan dia sudah menggunakan perangkat make up dasar lengkap.

 

Siapa sangka dalam waktu singkat dia sudah menjadi pelanggan dan pembeli potensial.

 

Hal tersebut ternyata bukan kebetulan, dia sudah mempelajari kosmetik sejak akhir sekolah menengah pertama, tetapi dahulu di SMP banyak batasan. Begitu SMA, ada tuntutan dari teman sebaya untuk menggunakan make up dasar ke sekolah. Hal yang lumrah dilakukan oleh semua siswi di sekolahnya. Teman yang semula enggan pun akhirnya mengikuti.

 

Bagaimana Anda mempersepsikan pelanggan?

 

Bagi saya, memahami kebutuhan pasar tidak hanya dari riset, Anda harus mau belajar, dan mendengarkan.

 

Apa target Anda dalam 1—2 tahun mendatang?

 

Kami optimistis pada masa mendatang pasar Indonesia akan lebih besar lagi, karena saat ini pertumbuhan L’Oreal Indonesia termasuk paling cepat dibandingkan dengan negara lain. Rata-rata pertumbuhan penjualan industri kosmetik di sini per tahunnya cukup besar, kami ingin selalu di atas industri.

 

Kami memiliki tiga divisi, consumer, profesional, dan luxury. Di bidang consumer fokus ke produk skin care dengan Garnier, hair care dengan L’Oreal Paris, dan make up melalui Maybeline. Di pangsa pasar ini kami mendengarkan kebutuhan konsumen, apalagi segmen pangsa pasar yang dituju mayoritas anak muda.

 

Di divisi profesional, kami memiliki produk Matrix. Pendekatan yang dilakukan dengan mengedukasi para penata rambut, memberikan mereka kesempatan berkembang, peluang bisnis. Saya memiliki ambisi ingin menambah jumlah penata rambut di Indonesia dari tahun ke tahun agar industrinya bisa berkembang dan membuka banyak peluang profesi dan pekerjaan baru bagi masyarakat. Produk Matrix dinilai paling tepat diperkenalkan di sini, karena kualitas dan harganya yang terjangkau untuk negara seperti Indonesia, Filipina, dan India.

 

Ada juga divisi brand luxury yang saat ini semakin baik juga pasarnya dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

 

L’Oreal Indonesia memiliki 14 brand di bawah naungannya, yaitu L’Oreal Professionnel, Kerastase Paris, Matrix, L’Oreal Paris, Garnier, Maybelline, Lancome Paris, Bioterm, Giorgio Armani, Ralph Lauren, Diesel, Kiehl’s, Shu Uemura, dan YvesSaintLaurent.

 

Strategi berbeda bagi setiap segmen. Produk yang berada di divisi consumer seperti Maybeline, Garnier, dan L’Oreal banyak diperkenalkan melalui iklan. Kami cukup agresif memperkenalkan berbagai varian produk beberapa tahun terakhir.

 

Kami juga memanfaatkan kampanye digital marketing, tidak hanya untuk divisi consumer, tetapi brand-brand luxury dengan segmentasi pasar yang lebih fokus, melalui ponsel pintar. Indonesia termasuk negara yang cepat melakukan adaptasi internet dengan penyebaran cukup merata. Tantangan besarnya adalah bagaimana menciptakan konten yang mudah dipahami dan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

 

Bagaimana kesan Anda tentang Indonesia?

 

Hampir 5 bulan berada di sini, bagi saya masyarakat Indonesia lebih hangat, dan memiliki pandangan optimistis terhadap masa depan.

 

Pendidikan di Indonesia juga berkembang, salah satu contoh saya lihat langsung dalam L’Oreal Girls Camp, baru-baru ini, di mana sekolah dari kelas atas hingga yang penuh keterbatasan, bersemangat untuk melakukan eksperimen. Mereka memiliki semangat belajar besar. Sayangnya, ketika saya bertanya apakah ada yang mau menjadi peneliti, yang mengangkat tangan hanya sedikit. Kalau di India, dari puluhan orang, minimal separuh isi ruangan menunjuk tangan.

 

Bagaimana Anda menghadapi complain pelanggan?

 

Lebih dari 90% produk merupakan hasil dari pabrik kami sendiri, sehingga bisa meminimalisasi risiko terjadinya komplain dari pelanggan. Masukan dari pelanggan, salah satunya melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter mayoritas berisi pertanyaan bagaimana cara memperoleh dan mengaplikasikan produk kami.

 

Kami banyak berhubungan dengan pengguna muda yang banyak bertanya mengenai produk dan bagai mana memanfaatkannya. Produk yang dibuat khusus bagi konsumen Indonesia juga membuat kami unggul dan jauh lebih diterima dengan baik.

 

Apa tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi?

 

Pasar Indonesia sejauh ini masih baik, tantangan untuk melanjutkan pertumbuhan dengan cepat. Sepanjang pelanggan suka dengan produk kami tidak ada masalah. Jika tidak, artinya kami harus bekerja lebih keras.

 

Kuncinya harus memahami keinginan mereka. Sebelumnya selama belasan tahun di L’Oreal India pasti banyak tantangan pernah datang. Ada beberapa cobaan yang cukup berat. Sejauh ini kuncinya memiliki tim yang kuat, kebanyakan keputusan dibuat bersama, tetapi saat tim tidak bisa memutuskan, sebagai pemimpin saya harus memutuskannya.

 

Paling penting memiliki komitmen bersama untuk memenangkan tantangan yang ada. Bagi saya “what doesn’t kill you make you stronger.”

 

Bagaimana Anda mencapai posisi puncak di perusahaan ini?

 

Sebuah kebetulan yang baik. Tahun lalu saya bersama tim dari India menghadiri sebuah acara L’Oreal di Indonesia selama 4 hari, sempat membatin rasanya nyaman tinggal di negara ini.

 

Ketika kembali ke India , saya bercerita ke istri, sepertinya seru juga untuk tinggal dan bekerja di Indonesia. Siapa sangka, 3 bulan kemudian atasan saya menelepon, menawarkan posisi sebagai presiden di rektur PT L’Oreal Indonesia.

 

Sebelum menerima tawaran tersebut saya meng ajak istri dan kedua anak untuk melihat Indonesia. Sama seperti saya, mereka langsung suka, kami pun langsung mencari ru mah dan sekolah. Saya sengaja memilih sebuah rumah yang letaknya cukup dekat dengan sekolah anak nantinya.

 

Sayangnya mereka baru pindah ke Indonesia pertengahan Juli nanti, sehingga saat ini saya masih tinggal sendiri di apartemen ditemani Skype di malam hari, berkomunikasi dengan keluarga.

 

Bagaimana Anda menyeimbangkan waktu antara keluarga dan pekerjaan?

 

Akhir pekan adalah waktu bagi keluarga, ponsel saya matikan di Jumat sore. Tidak ada e-mail dan telepon terkait pekerjaan yang akan dibalas, kecuali sesuatu yang penting dan mendesak.

 

Saya memiliki dua anak, laki-laki berusia 10 tahun dan perempuan berusia 6,5 tahun. Ketika liburan biasanya mengunjungi berbagai lokasi. Saat ini di Indonesia banyak tempat yang masih ingin kami datangi.

 

Beberapa lokasi yang diinginkan seperti belajar menyelam di Menado. Sejauh ini lokasi liburan kesukaan adalah Eropa dan Bali. Saya suka pegunungan, tetapi sangat menikmati pantai juga. Bagi saya gunung tempat berelaksasi dan menemukan kedamaian, sementara pantai untuk mengisi kembali energi.

 

Saya juga suka melakukan pekerjaan sosial atau sekadar berkumpul santai bersama teman.

 

Apa ambisi pribadi Anda?

 

Saya beruntung memiliki keluarga yang mendukung, sudah cukup puas dengan kondisi saat ini. tidak ada ambisi untuk mengejar kekayaan, seperti target memiliki rumah dengan 10 kamar di Bombay atau Ferari. Saya tidak ingin melihat masa lalu, apa yang sudah pernah diputuskan tidak untuk di sesali.

 

Apa rencana pensiun nanti?

 

Wah, saya sama sekali tidak terpikir untuk pension saat ini. Saya masih ingin bekerja 20—22 tahun lagi.

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...