Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

IMPOR KEDELE: Tekan dengan Teknologi Budi daya

Recommended Posts

BOGOR: Pakar kedelai dari IPB, Prof. Munif Ghulamahdi  menemukan inovasi untuk  menjawab masalah rendahnya  produktivitas tanaman kedelai.  Riset Prof. Munif dalam merekayasa teknologi budidaya pada  varietas unggul menghasilkan hingga  400 polong kedelai per tanaman, dengan rata-rata 105 polong per tanaman pada populasi 400. 000 tanaman per ha.

 

Panen massal varietas ini telah dilakukan  beberapa waktu lalu di lahan ujicoba di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Kedelai ini pada awalnya ditanam pada lahan pasang surut seluas 0,25 ha yang dapat menghasilkan 4,63 ton biji kering/ha.

 

Selanjutnya kedelai ditanam secara massal pada lahan seluas 2.5 ha, dan petani masih mampu menghasilkan pada kisaran 2.75-3.38  ton/ha. Produktivitas kedelai  ini  di lahan pasang surut tergolong tinggi, karena biasanya jika ditanam dengan sistem budidaya kering hanya mampu  menghasilkan 0,8 ton/ha

 

 

“Indonesia memiliki wilayah pasang surut 20,1 juta ha dan sekitar 9,53 juta hektar berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian secara umum. Lahan pasang surut yang mempunyai potensi tinggi untuk ditanami kedelai seluas 2,08 juta ha. Hanya saja masih banyak petani tidak  berani menanam kedelai karena kesulitan pasar,” kata  Prof. Munif Sabtu (9/6).

 

Hal ini menjadi masalah tersendiri ketika menghadapi kenyataan bahwa di satu sisi Indonesia  masih impor kedelai cukup tinggi, dan  di sisi lain ketika riset peningkatan produktivitas itu tersedia, petani tidak berani membudidayakan karena pasarnya kurang.

 

 

Ketika akan mengadakan penelitian, staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB ini sempat mengalami kesulitan  untuk meyakinkan petani karena areal penanamannya berupa daerah pasang surut.

 

Saat itu Prof. Munif pun gagal meyakinkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat  bahwa kedelai dapat tumbuh dengan baik di daerah pasang surut. Namun Prof. Munif tidak menyerah begitu saja.  Upayanya meyakinkan petani akhirnya berhasil sehingga ada petani bersedia lahannya dijadikan ujicoba penelitiannya.

 

 

Dari beberapa varietas kedelai yang diujicobakan seperti Tanggamus, Slamet, Willis dan Anjasmoro,  Tanggamus merupakan varietas dengan hasil terbaik yang dikembangkan dengan teknologi budidaya jenuh air di lahan pasang surut, walaupun rata-rata masing-masing varietas tanaman memiliki perkembangan yang sangat baik.

 

Varietas Tanggamus dapat mencapai hasil sebanyak 4,63 ton biji kering/ha. Sehingga Prof. Munif merekomendasikan kepada petani untuk memilih Tanggamus karena merupakan tanaman kedelai yang memiliki hasil terbaik.

 

 

Selain varietas harus ditentukan, proses penanaman kedelai dilakukan dengan cara memberikan irigasi terus menerus dan membuat permukaan air tetap stabil. Air diberikan sejak tanaman berumur 14 hari sampai polong berwarna cokelat.

 

 

Penelitian ini terpilih sebagai satu dari 103 Inovasi Indonesia Paling Prospektif tahun 2011 yang diselenggarakan Bussiness Inovation Center  didukung Kementerian Riset dan Teknologi RI. Prof. Munif menekankan bahwa untuk mengembangkan varietas ini jelas dibutuhkan  ketersediaan lahan pertanian khususnya untuk budidaya kacang kedelai.  Jika pemerintah serius untuk menindaklanjuti hal ini, maka harapan untuk menekan angka impor kedelai bisa terwujud..

 

Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan, seperti tempe, tahu, dan aneka makanan ringan (snack).  Namun produktivitas kedelai dalam negeri ternyata tidak sebanding dengan tingginya  konsumsi  masyarakat akan kacang kedelai. 

 

Produksi yang rendah mengakibat Indonesia harus memenuhinya dengan kedelai impor. Menurut  catatan Badan Pusat Statistik  pada tahun 2011, impor kedelai mencapai 2.08 juta ton. Kondisi ini menempatkan kedelai sebagai penghuni daftar panjang produk impor  Indonesia. (msb)

 

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...