Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KONGESTI PRIOK: BBM Angkutan peti kemas naik 40%

Recommended Posts

JAKARTA: Beban tambahan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk operasional angkutan barang dan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terus membengkak akibat kemacetan di jalur distribusi rute tersebut.

 

Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) DKI Jakarta, Gemilang Tarigan mengatakan, rata-rata tiap armada saat ini harus menanggung biaya tambahan BBM sekitar 30%--40% dari biasanya untuk setiap rute pengangkutan dari dan ke Pelabuhan Priok.

 

Disisi lain, kata dia, biaya angkutan pelabuhan sulit untuk dilakukan penyesuaian karena selain harus melalui terlebih dahulu persetujuan pemilik barang, ongkos angkut yang berlaku saat ini berpedoman pada tarif pasar atau business  to business.

 

“Padahal komponen bahan bakar sebelumnya sudah dimasukkan dalam ongkos angkut, tetapi kini kami (operator) yang menanggung biaya tambahan bahan bakar akibat kemacetan di ruas jalan jalur distribusi yang di lalui tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, pagi ini, Jumat (8/6).

 

Dia mencontohkan, untuk pengangkutan dari Pelabuhan Priok rute Tanggerang, Bogor dan sekitarnya (atau sebaliknya) terjadi penambahan Solar rata-rata 13 liter/ritase (pulang pergi) , untuk rute Cikarang, Cikampek dan sekitarnya 12,5 liter/ritase, sedangkan untuk rute Kerawang, Bandung dan sekitarnya rata-rata terjadi penambahan Solar 17 s/d 20 liter/ritase.

 

Gemilang Tarigan yang juga anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan, beban operasional armada pengangkut barang dan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok terus melonjak dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sedangkan pedoman tarif angkutan Pelabuhan Priok masih menggunakan pedoman tarif 2008 yang disepakati asosiasi pengguna dan penyedia jasa di pelabuhan itu.

 

“Namun pada prakteknya di lapangan, tarif pedoman itu belum bisa berlaku optimal karena untuk kegiatan angkutan ini yang sangat berperan adalah tarif pasar dengan acuan supply and demand,” tuturnya.

 

Organda berharap instansi terkait benar-benar memerhatikan persoalan kemacetan di jalur distribusi logistik tersebut agar beban usaha tidak terus meningkat. (k1/arh)

 

BERITA LAINNYA:

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...