Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Pemerintah harapkan dukungan swasta relokasi badak di TNUK

Recommended Posts

JAKARTA: Kementerian Kehutanan mendorong partisipasi sektor swasta terutama pelaku industri kehutanan dalam mengembangkan kawasan konservasi dan rehabilitasi habitat satwa langka.

 

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan pemerintah membutuhkan dukungan pelaku industri untuk merelokasi habitat Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon ke Taman Nasional  Gunung Leuser Aceh dan Way Kambas Lampung.

 

Zulkifli mencatat lahan konservasi yang dibutuhkan mencapai 400.000 hektar termasuk kawasan penangkaran seluas 30.000 hektar. Menurut Zulkifli, pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pemulihan lahan kritis dan terdegradasi di Gunung Leuser dan Way Kambas.

 

“Kawasan hutan yang dicadangkan sebagai habitat Badak Jawa saat ini dalam kondisi kritis akibat aktivitas perambahan,” ungkapnya pada peringatan tahun badak internasional di Jakarta hari ini.

 

Zulkifli mencatat dana konservasi yang dibutuhkan mencapai Rp 300 miliar. Selain itu, rehabilitasi dan penanaman kembali di sejumlah taman nasional membutuhkan dana hingga Rp 2,5 triliun. Pemerintah akan memprioritaskan sumber pendanaan dari perusahaan lokal ketimbang menerima suntikan dari asing.

 

Relokasi habitat Badak Jawa, seru Zulkifli, perlu segera direalisasikan akibat meningkatnya populasi banteng yang membuat Badak Jawa kehilangan sumber makanan. Dalam 2 tahun terakhir, populasi banteng telah mencapai 700—800 ekor, sementara populasi Badak Jawa terus menyusut hingga 35 ekor.

 

“Kami sudah membuat kandang raksasa sebagai pemisah Badak Jawa dan banteng. Namun, keputusan itu justru mengundang protes keras dari LSM dan media,” ungkapnya.

 

Dirjen Perlindungan dan Hutan Konservasi Alam (PHK) Darori mengungkapkan sejumlah protes dari pemerhati lingkungan tidak akan menghambat target penambahan populasi badak lewat penangkaran dari 35 menjadi 70 ekor pada 2015 mendatang.

 

Kemenhut, ujarnya, telah menyiapkan rencana aksi penyelamatan Badak Jawa hingga 2017. Sementara itu, pelestarian populasi Badak Sumatera akan terkonsentrasi di Taman Nasional Way Kambas. Hingga kini, populasi Badak Sumatera tersisa sekitar 200 ekor.

 

Menurut Darori, populasi badak Jawa di habitat aslinya akan habis apabila penanganan dini tidak segera dilakukan. Dia berharap keterlibatan swasta dapat dimaksimalkan terutama dalam membantu pendanaan konservasi dan rehabilitasi taman nasional berstatus kritis.

 

“Kami sangat membuka kesempatan kepada swasta yang mengalokasikan dana untuk konservasi. Kami berharap ada yang mengikuti APP yang sudah mengeluarkan dana Rp 6 miliar untuk konservasi Badak,” katanya.

 

Managing Director APP  Hendra Gunawan mengungkapkan pihaknya akan fokus menjamin perlindungan populasi, rehabilitasi habitat, serta menjaga harmonisasi kehidupan satwa dengan masyarakat yang tinggal di sekitar TNUK.

 

Selain itu, seru Hendra,  APP akan membidani unit patroli taman nasional Ujung Kulon yang bertugas memperkuat pengamanan hutan serta mendukung pemantauan populasi Badak Jawa melalui instalasi perangkat perangkap kamera.

 

 “Konservasi dan pelestarian satwa liar dan keanekaragaman hayati harus sejalan dengan pengembangan masyarakat,” ungkapnya. (faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...