Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PENYAKIT MEMATIKAN: Satu dari 100 Warga DIY Mengidap Kanker

Recommended Posts

JOGJA—Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi wilayah dengan tingkat prevalensi kanker tertinggi di Indonesia. Ironisnya, sebagain besar penderita datang ke rumah sakit ketika berada pada stadium yang terlambat.

 

Menurut Plt Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti hasil survei menyebutkan, prevalensi kanker di DIY adalah 9,6 perseribu  penduduk, hampir setara dengan satu perseratus warga. Sementara prevalensi terendah adalah wilayah Maluku dengan perbandingan 1,5 perseribu penduduk.

 

Adapun perbandingan pada tingkatan nasional adalah 4,3 perseribu penduduk.  Dari angka itu juga diketahui, jumlah penderita kanker pada perempuan lebih tinggi dibanding penderita laki-laki.

 

Pada tingkat internasional, sesuai data badan kesehatan dunia WHO, penyakit kanker menduduki urutan kedua setelah kadiovaskuler. Sementara hasil riset yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada 2007 menyebutkan, penyakit kanker menduduki urutan keenam diantara deretan penyakit berbahaya lain.

 

Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Cara perhitunganya dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit dengan jumlah  populasi penduduk yang disurvei.

 

Ali menjelaskan, tingginya hasil survei di DIY memiliki hubungan erat dengan pengetahuan penduduk sekaligus kesadaran dan upaya pendataan yang dilakukan oleh petugas.

 

“Tertinggi belum tentu jumlahnya terbanyak. Diharapkan dengan pendataan dan kesadaran yang bagus maka dapat dilakukan upaya sejak dini,” tutur Ali saat menghadiri acara Jalan Sehat dan Senam Bersama Yayasan Kanker Indonesia di Halaman Jogja Expo Center, Minggu (3/6).

 

Pada acara tersebut, sedikitnya 2.000 warga terlibat dan Yayasan Kanker Indonesia Cabang DIY menyelenggarakan konsultasi kanker gratis bagi peserta. Hadir membuka acara Wakil Gubernur DIY Pakualam IX, Ketua YKI DIY Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Bupati Bantul Sri Suryawidati, dan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.

 

Wakil Gubernur Paku Alam IX menyatakan keprihatihatinannya atas peningkatan kasus kanker di Indonesia.  Padahal, penyakit kanker bisa disembuhkan bila dideteksi sejak awal. "Pada banyak kasus, penderita baru berobat setelah kanker memasuki stadium 3 sehingga sangat sulit disembuhkan."

 

Adapun Gusti Kanjeng Ratu Hemas menjelaskan hambatan lain dalam penanggulangan penyakit kanker adalah kecenderungan penderita untuk menempuh cara pengobatan alternatif. "Kebanyakan penderita sudah tahu kena kanker tetapi memilih ke alternatif. Mereka baru ke rumah sakit ketika  sudah dalam stadium yang sangat terlambat."

 

Oleh karena itu, GKR Hemas menyatakan perlunya kerja keras semua pihak agar kesadaran penanganan dini secara medis meningkat.

 

Yayasan Kanker Indonesia, sejauh ini berupaya melakukan edukasi masyarakat dan menggelar pemeriksaan gratis untuk deteksi dini kanker. Namun, GKR Hemas menyadari pengobatan kanker memang memakan biaya, bahkan untuk vaksin seperti kanker serviks masih sulit dijangkau masyarakat awam.(htr)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...