Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PRODUK TEKSTIL—Nilai ekspor 2012 diprediksi turun 11% jadi US$US$11,92 miliar

Recommended Posts

Nilai ekspor tekstil 2011-2012

 

Tahun

 

Ekspor

 

2011

 

us$13,4 miliar

 

2012*)

 

US$11,92 miliar

 

Sumber: API

 

Ket: *) prediksi

 

JAKARTA: Pelaku industri tekstil dan produk tekstil memprediksi nilai ekspor hanya mencapai US$11,92 miliar pada tahun ini atau turun 11% dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun lalu sebesar US$13,4 miliar.

 

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menambahkan pihaknya telah memprediksi pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) akan menurun pada tahun ini karena faktor krisis ekonomi yang terjadi di Eropa.

 

Menurutnya, Benua Biru tersebut merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama produsen TPT dalam negeri.

 

“Sejak tahun lalu, kami telah mewaspadai penurunan nilai ekspor ini. Neraca perdagangan Indonesia sangat sensitif terhadap krisis di Eropa dan penurunan indeks di Amerika,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu 30 Mei 2012.

 

Pertumbuhan nilai ekspor TPT tercatat turun sebesar 7% pada kuartal I 2011dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan nilai ekspor tersebut dirasakan subsektor kain tenun dan rajutan.

 

Berdasarkan data Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Badan Pusat Statistik (BPS), industri TPT menjadi sektor yang mengalami penurunan nilai ekspor pada kuartal I tahun ini.

 

Selain industri TPT, industri besi dan baja mengalami hal yang sama. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan industri logam dasar besi dan baja tumbuh melemah menjadi 5,57% pada kuartal I tahun ini dibandingkan dengan 2011 sebesar 13,06%.

 

Pelaku industri baja dalam negeri beralih menggunakan baja batangan atau billet sebagai bahan baku pengganti besi tua atau scrap yang tertahan di sejumlah pelabuhan.

 

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, memastikan pertumbuhan industri baja nasional melambat pada kuartal I 2012 akibat tertahannya bahan baku yang dinilai mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sejak Februari tahun ini.

 

“Proses produksi industri baja terganggu saat ini. Para produsen sekarang pakai billet, tapi itu juga rebutan,” ujarnya.

 

Oleh karena itu, masalah tersebut harus segera diselesaikan supaya keadaan yang terjadi saat ini tidak semakin parah. Kementerian Perindustrian telah mengimbau kepada sejumlah pihak terkait, seperti Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian Perdagangan, dan Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.

 

Menurutnya, kesalahan tidak sepenuhnya terjadi pada industri, tapi juga karena adanya kelemahan dalam aturan mekanisme verifikasi dan importasi.

 

“Dengan demikian, pengusaha berada di posisi dilematis. Situasi ini menyusahkan semuanya. Tiga pihak pemerintah yakni Kemenperin, Kemendag, dan KLH sebaiknya ambil posisi paling optimal dari semua sisi. Artinya, lingkungan boleh kita perhatikan tapi jangan korbankan industri,” katanya.

 

Wakil Ketua Asosiasi Industri Baja dan Besi Indonesia Ismail Mandry mengatakan sejumlah produsen baja harus berlomba untuk mendapatkan pasokan scrap buatan lokal yang harganya semakin tinggi sejak adanya penahanan kontainer tersebut.

 

Menurutnya, sebelum ada peristiwa penahanan kontainer, harga scrap lokal masih Rp4.800—Rp5.000 per kilogram. Dalam dua bulan, harganya terus bergerak sampai ke Rp5.600-6.000 per kg.

 

Dia menambahkan porsi scrap lokal dari komposisi impor adalah 30% berbanding 60%—70%.

 

“Terjadi disefisiensi luar biasa. Kalau impor naik, finish product naik 15%—20%. Namun, sampai kapan itu akan bertahan? Sebab, jumlah pasokan sedikit lalu produsen saling rebutan. Saya akan bayar mahal, daripada kena penalti supaya bisa memenuhi produksi. Terjadi persaingan tidak sehat di antara kami,” katanya. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...