Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi masih akan lanjutkan pelemahan mengawali perdagangan hari ini. Walau demikian, kemungkinan rebound mata uang RI ini masih terbuka.Analis pasar modal Reza Priyambada memprediksi, jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), kisaran rupiah melemah di level Rp9.289-9.315 per USD. "Memang masih cenderung melemah, tapi biasanya setelah melemah cukup dalam ada technical reboundnya," katanya di Jakarta, Senin (28/5/2012).

 

Menurutnya, kondisi tersebut masih dikarenakan kondisi di Eropa yang tidak menentu. Kondisi yang terjadi beragam, seperti urusan politik jelang pemilihan umum di Yunani pada Juni mendatang, hingga masalah penurunan beberapa perbankan di Spanyol oleh lembaga pemeringkat.

 

Sebagaimana diketahui, pada perdagangan Jumat, rupiah sempat diperdagangkan mencapai Rp9.500 per USD. Sementara pada penutupan, kembali berada dalam area negatif ke level Rp9.400 per USD. Analis Valuta Asing, Tony Mariano mengatakan, belum adanya sentimen positif di Eropa kembali menekan nilai tukar domestik terhadap dolar.

 

"Selama penanganan krisis utang di Yunani belum ada hasil kongkrit untuk mencegah krisis utang agar tidak menyebar nilai tukar berisiko termasuk rupiah akan terus tertekan," katanya.

 

Dia menambahkan, pasar saat ini tengah menanti pemilu Yunani setelah partai politik negara itu tidak mencapai kesepakatan atas koalisi pemerintahan. "Kekhawatiran bahwa Yunani kemungkinan keluar dari zona euro bisa saja terjadi," kata dia.

 

Menurut Tony, investor cenderung menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS karena dianggap sebagai safe haven. Selain dolar AS, mata uang yang dianggap "safe haven" yakni yen Jepang. "Diperkirakan, rupiah masih akan terus bergerak melemah terhadap dolar AS hingga akhir bulan ini," tandasnya.

(wdi)

 

 

 

Sumber