Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Penjualan Ritel Nasional Tumbuh di Bawah 15%

Recommended Posts

trIqnN4bHT.jpgIlustrasi. Foto: Corbis

 

 

 

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan, penjualan ritel nasional di kuartal I-2012 bertumbuh di bawah 15 persen. Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, penjualan di periode sama tahun lalu mampu bertumbuh hingga 15 persen."Data detailnya saya belum dapat, tapi penjualan di enam bulan pertama tahun ini saya kira tidak sampai 15 persen atau antara 10-15 persen. Pencapaian tahun lalu lebih bagus," kata Tutum ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (27/5/2012).

 

Dia menambahkan, kondisi tersebut terjadi karena adanya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal tahun ini yang kemudian dibatalkan.

 

"Isu kenaikan harga BBM yang kemudian batal itu secara psikologis memengaruhi karena orang sudah adjust lebih dulu. Kalaupun harga naik, memang akan bertumbuh stagnan sebentar, tapi lalu orang bisa beradaptasi nantinya," jelasnya.

 

Dia menyebutkan, meski porsi penggunaan BBM terhadap biaya produksi di ritel secara langsung tidak besar yakni hanya satu sampai dua persen, namun industri besar di bagian hulu yang paling terkena dampaknya.

 

"Tapi ritel ini perlu menyesuaikan harga dan stok barang. Industri hulunya yang kena paling besar. Mereka induknya," ucapnya.

 

Selain kenaikan harga BBM, lanjutnya, sejumlah peraturan pemerintah juga menghambat penjualan ritel nasional. "Permendag nomor 27 dan 30 mengenai aturan impor itu memengaruhi penjualan. Mulai dari aturan impor daging dan sebagainya," tuturnya.

 

Adapun pada kuartal II-2012, menurutnya, dampak dari pembatalan kenaikan harga BBM bisa saja tetap ada. "Pengusaha dan konsumen harus bisa menyesuaikan hal itu. Harus terbiasa. Mereka yang berada di luar negeri sudah bisa terbiasa di tengah ketidakpastian," ucapnya.

 

Tutum mengaku optimistis ritel nasional tetap bertumbuh hingga akhir tahun ini. "Hal-hal tadi itu memang mengganggu konsentrasi. Tapi kita harus optimistis. Sambil jalan kita sambil membetulkan," pungkasnya.

 

Dia menambahkan, daya beli serta keyakinan konsumen Indonesia akan terus meningkat. "Kita sudah kebal terhadap gejolak politik. Yang belum terbiasa mungkin menanggapi kenaikan harga BBM tadi. Kalau kita sudah terbiasa melewati itu semua, daya beli membaik. Ditambah lagi, sumber daya alam kita tetap melimpah," paparnya. (Sandra Karina/Koran SI/ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...