KKP Setor PNBP Rp775 M, Disokong Izin Pemanfaatan Ruang Laut

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan mendorong industri perbankan untuk menurunkan spread suku bunga, khususnya di ASEAN. Hal ini dilakukan dalam rangka menyambut integrasi ekonomi masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015."Yang kita lakukan adalah bagaimana memengaruhi tingkat dan struktur dekat dengan negara-negara ASEAN lain," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, dalam acara Dining Talk dan Launching Buku Inovasi 17 Bank, Mencipta Nilai, Membangun Negeri di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (23/5/2012) malam.

 

Darmin menilai, penurunan spread suku bunga perlu dilakukan. Pasalnya, jika spread tetap tinggi, maka akan membuat persaingan menjadi timpang bila sektor keuangan ASEAN resmi dibuka pada 2020.

 

"Kalau tingkat bunga deposito di sini masih enam persen, di negara lain tiga sampai empat persen itu yang harus diselesaikan, bagaimana upaya untuk mendekati itu, kalau spread suku bunga pinjaman 5,5 persen negara lain 2,5 persen itu yang harus dikurangi," jelas dia. "Spread itu kan gabungan dari macam-macam, sewa gedung, biaya SDM, pengadaan, segala macam," tambahnya.

 

Salah satu hal yang dilakukan BI untuk menurunkan suku bunga, antara lain dengan menetapkan aturan pengumuman suku bunga dasar kredit (SBDK) atau yang populer dengan prime lending rate. Selain itu, Bank sentral juga meminta perbankan memasukkan rincian SBDK dalam rencana bisnis bank.

 

"Di Indonesia suku bunga masih paling tinggi, inilah yang harus kita atasi. Selesaikan juga biaya-biaya yang mahal (cost of fund), kan kalau terlalu mahal bagaimana mengembalikannya," urai dia.

 

"Di Indonesia tingkat cost of fund sudah lebih mahal, spread atau NIM lebih mahal juga di kita, sehingga bunga kredit lebih mahal. Dan ini tidak sedikit, ini banyak," tutup Darmin. (mrt)

 

 

 

Sumber