Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Temuan penyelewengan BBM jenis MFO (marine fuel oil) senilai Rp105,04 miliar atau setara dengan 250,1 juta liter bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Mengingat MFO adalah jenis BBM yang diperjualbelikan dengan harga keekonomian tersebut bukanlah jenis BBM bersubsidi."Perlu dipertanyakan apakah penyelewangan MFO berdampak terhadap anggaran subsidi pemerintah terhadap BBM bersubsidi, lalu hasil temuan tersebut harus dipertanyakan manfaatnya terhadap kepentingan pemerintah dan negara,"  kata pengamat energi yang juga Direktur Pendiri Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (9/5/2012).

 

Sofyano mengatakan, perlunya dukungan sebagai upaya pemberantasan penyelewengan BBM bersubsidi, harus juga dipertanyakan kepada pemerintah termasuk kepada BPH Migas. "Apakah kekhawatiran pemerintah atas membengkaknya konsumsi BBM bersubsidi, dominan disebabkan karena penyelewengan BBM bersubsidi tersebut," terang Sofyano.

 

Sebelumnya, dia juga mengatakan temuan BPH Migas atas penyelewengan BBM subsidi senilai Rp6,25 miliar dinilai bukanlah hal yang mengejutkan. "Temuan BPH Migas tentang Penyelewengan BBM menurut saya tidak lah sesuatu yang mengejutkan," ungkap dia.

 

Temuan BPH Migas atas penyelewengan BBM bersubsidi pada kurun waktu Januari-April 2012 totalnya adalah kurang lebih 644.700 LSP (Liter Setara premium). Atau nilainya sebesar kurang lebih Rp6,25 miliar. (wdi)

 

 

 

Sumber