Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

April, Inflasi Depok Tertinggi di Jawa Barat

Recommended Posts

pJ8CKoJxjK.jpgIlustrasi. (Foto: AP)

 

 

 

DEPOK – Pemerintah memang batal menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Namun, dampak dari rencana kenaikan BBM telah menyisakan persoalan inflasi di Kota Depok.Kepala Bagian Tata Usaha BPS Depok Bambang Pamungkas mengungkapkan, April 2012 Kota Depok mengalami inflasi tertinggi di Jawa Barat sebesar 0,2 persen. Menurutnya, faktor penyebab inflasi seperti makanan jadi, rokok, dan minuman.

 

"Gonjang-ganjing rencana kenaikan BBM ini mengakibatkan inflasi di Depok dan secara akumulatif tertinggi di Jawa Barat. Pedagang itu khawatir dengan sendirinya dan menaikkan harga," terangnya kepada wartawan, Rabu (9/5/2012).

 

Dibandingkan tahun lalu, inflasi April mencapai 3,99 persen. Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi adalah makanan jadi, roti manis, roti tawar, minuman kemasan dan lainnya. Di lapangan kenaikan harga makanan jadi sekira Rp200 sampai Rp500.

 

"Sebenarnya, kenaikan harga pada makanan jadi ini langsung dilakukan pedagang. Ini sudah masuk rumusan pasar, kalau permintaan banyak harga juga akan naik," tuturnya.

 

Bambang menambahkan, kenaikan inflasi juga dipengaruhi gaya hidup masyarakat Depok. Ia menambahkan, masyarakat Depok yang kebanyakan pekerja cenderung konsumtif.

 

Menurutnya, kebiasaan warga yang suka jajan atau membeli makanan di luar rumah menjadi faktor penyebabnya. "Memang kurang terlalu berdampak, tapi dalam kenaikan harga makanan jadi pemerintah susah dalam mengendalikannya," paparnya.

 

Sementara itu, Kepala BPS Depok Tata Juana mengaku kenaikan inflasi tersebut tertinggi di Jawa Barat. Meski secara riil tidak separah saat kenaikan harga cabai. Namun naiknya makanan jadi seperti roti juga  memberi dampak bagi masyarakat. Menurutnya, rencana kenaikan BBM yang tidak jadi telah memberikan kekhawatiran pasar dan masyarakat.

 

"Meskipun makanan jadi, kita tetap mewaspadai agar distribusi beras tetap stabil. Kalau beras jadi faktor pendongkrak inflasi, ini dampaknya akan menyeluruh dan menyusahkan masyarakat," jelasnya.

 

Tata mengungkapkan, pasokan beras di Depok sekira 20 persen dari Cipinang, 40 persen dari Cianjur dan selebihnya dari daerah lain. Ia menambahkan, kekhawatiran masyarakat tetap ada saat adanya rencana kenaikan BBM. Apalagi, lanjutnya, pada Juli saat tahun ajaran baru dipastikan sejumlah barang akan naik.

 

"Yang kita khawatirkan adalah nanti saat tahun ajaran baru. Semua keluarga akan mempersiapkan anak-anaknya untuk biaya sekolah. Biasanya, kenaikan harga dan inflasi naik tajam tak terbendung," tuturnya. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...