Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Bank Milik Grup Sampoerna Bidik Segmen UMKM

Recommended Posts

SmNRUSX1V7.jpgIlustrasi. (Foto: Koran SI)

 

 

 

JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna akan fokus menggarap segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pascamenuntaskan proses akuisisi 85 persen saham Bank Dipo Internasional melalui PT Sampoerna Investama.Direktur Utama BSS Indra W Supriadi mengatakan, seiring dengan tuntasnya proses transisi dan integrasi bank pasca akuisisi, perseroan melakukan perubahan nama dan logo bank menjadi Bank Sahabat Sampoerna.

 

Menurut Indra, BSS akan fokus memberdayakan UMKM dan akan bermitra dengan institusi seperti koperasi, BPR, dan institusi lain yang fokus ke UMKM. Indra menilai pascaakuisisi perusahaan melakukan perubahan (adjustment) dan konsolidasi fokus pembiayaan yang tadinya hanya di segmen menengah diperlebar ke segmen mikro dan kecil.

 

"Visi kami menjadi bank mikro kecil menengah terpilih dan idealnya dalam lima tahun ke depan satu juta nasabah UMKM diberdayakan," ujarnya di sela-sela soft launching & konferensi pers Bank Sahabat Sampoerna, di Jakarta, Rabu (9/5/2012).

 

Indra menjelaskan, saat ini portofolio penyaluran kredit masih didominasi oleh segmen menengah yaitu hampir 70-80 persen dan 20-30 persen di segmen mikro dan kecil. "Mikro dan kecil masih sedikit karena baru setahun," ujarnya.

 

Khusus untuk sektornya, perseroan masih membidik sektor perdagangan menengah yang terkait dengan kebutuhan primer. Sektor pertanian, yang fokus ke tanaman keras yang tidak terpengaruh cuaca, dan sektor peternakan, contohnya peternakan ayam kampung dan ikan.

 

Untuk tingkat bunga, Indra menilai bunga diberikan berdasarkan risk base profiling, sehingga suku bunga tiap nasabah akan berbeda. Menurut Indra rata-rata suku bunga dari perseroan adalah sekira 12-15 persen, namun karena menggunakan konsep channeling maka suku bunga dapat mencapai kisaran 25 persen atau sekira 1-1,5 persen per bulan.

 

"Terlihat tinggi karena biaya operasional tinggi, ini karena harus jemput bola, pembiayaan kita 20 persennya lewat channeling. Saat ini kita jalin kerjasama dengan 10 BPR," ujarnya. (Erichson Sihotang /Koran SI/wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...