Mendag Bidik Ekspor Naik 2 Kali Lipat Berkat Pakta Dagang RI-Rusia Dkk

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

BANDUNG - Pertumbuhan Bank Unit Syariah (BUS) lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan Unit Usaha Syariah (UUS). Hal ini dikarenakan UUS cenderung bergantung kepada induk usaha perusahaannya.Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Edy Setiadi, kepada wartawan usai acara 2nd Bank Indonesia International Seminar on  Islamic Finance, di Hotel Hilton, Bandung, Selasa (8/5/2012) malam.

 

"UUS cenderung memanfaatkan keberadaan induknya, padahal kalau menyentuh sektor riil, mikro atau Small Medium Enterprise (SME) keberadaan kantor sangat penting," ungkap Edy.

 

Dia menambahkan, dilihat dari sisi aset, BUS berada pada kisaran tiga persen hingga 10 persen dari induk perusahaannya, sementara UUS mulai asetnya hanya skira satu persen hingga enam persen.

 

"Aset BUS minimal tiga persen dari induk kecuali yang baru berdiri. Ya antara tiga persen hingga 10 persen, kalau UUS ada beberapa yang cukup tinggi yaitu lima hingga enam persen tapi ada yang masih satu," tukas dia.

 

Sekedar informasi, BI mencatatkan pembiayaan industri perbankan syariah mencapai Rp109,1 triliun pada triwulan satu 2012. Angka ini meningkat 46,83 persen pada periode yang sama sebesar Rp74,3 triliun.

 

Sementara dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BI mencatat adanya kenaikan sebesar 50,15 persen dari Rp79,65 triliun menjadi Rp119,6 triliun. Kemudian untuk total aset perbankan syariah tumbuh 50,09 persen secara year on year (yoy) dari Maret 2011 sebesar Rp101,2 triliun menjadi Rp151,9 triliun di Maret 2012. (mrt)

 

 

 

Sumber