Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKONOMI KUARTAL I/2012: Pertumbuhan 6,3% sesuai ekspektasi

Recommended Posts

JAKARTA: Pemerintah menganggap realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2012 sebesar 6,3% masih sesuai dengan ekspektasi awal pemerintah, yakni 6,2%-6,5%.

 

Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan target pertumbuhan ekonomi kuartal I/2012 yang ditetapkan pemerintah berada pada rentang 6,2%-6,5%. Maka realisasi laju pertumbuhan ekonomi 6,3%, masih sesuai dengan ekspektasi.

 

"Masih dalam range-lah, kita kan ekspektasi awalnya kan 6,2%-6,5%," kata Bambang, hari ini 7 Mei 2012.

 

Yang terpenting, kata Bambang, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2012 lebih tinggi dibandingkan capaian pada kuartal IV/2011. Menurutnya, hal ini menandakan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus positif, di  tengah menurunnya laju pertumbuhan ekonomi yang dialami beberapa negara.

 

Bambang memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2012 akan relatif sama dengan capaian 3 bulan pertama tahun ini. Pemerintah, katanya, berkomitmen untuk menjaga arus investasi agar laju pertumbuhan ekonomi tetap positif.

 

"Paling tidak sama, kalau naik lebih bagus lah," kata Bambang.

 

Badan Pusat Statistik melaporkan, produk domestik bruto atas dasar harga berlaku yang terbentuk pada kuartal I/2012 sebesar Rp1.972,4 triliun. Realisasi ini meningkat 12,65% dibandingkan realisasi PDB pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1.750,9 triliun.  

 

Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menyumbang kontribusi terbesar yakni 55%, sedangkan konsumsi pemerintah menyumbang 7%, Pembentukan Modal Tetap Bruto 31,8%, ekspor 24,8%, dan impor 24,8% dari total PDB.

 

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetyantoko menilai konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Investasi yang tumbuh 9,9% pada kuartal I/2012 juga berkontribusi cukup besar.

 

Namun, realisasi belanja modal pemerintah yang masih lambat dinilai Prasetyantoko menghambat pertumbuhan ekonomi mencapai potensi optimalnya.

 

Menurutnya, gonjang-ganjing rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang menimbulkan ketidakpastian turut penghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, konsumen cenderung mengurangi hasrat konsumsi.

 

Selain itu, aturan baru soal uang muka kredit kendaraan bermotor, juga menghambat konsumsi, terutama sepeda motor.

 

"Ini bersifat sementara, karena ke depannya masih prospektif. Tapi ini sudah menyebabkan slow down pertumbuhan ekonomi," kata Prasetyantoko ketika dihubungi Bisnis. (Bsi)

 

+++ JANGAN LEWATKAN ARTIKEL INI:

 

> Cangkir LADY GAGA 6 Juta Yen?

 

Gagal RUPS, Saham BUMI Tergelincir

 

STANLEY ATMADJA Tinggalkan ADIRA

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...