Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA; Tingginya pajak penghasilan ritel toko  perhiasan yang mencapai  30% sangat memberatkan para peritel perhiasan, kata seorang pengurus Asosiasi Pengusaha Emas & Permata Indonesia (APEPI).

 

Sekjen APEPI Iskandar Husin mengatakan pemerintah mengenakan pajak penghasilan ritel toko perhiasan sampai 30%. "Tingginya pajak penghasilan itu sangat memberatkan peritel perhiasan," kata Iskandar disela-sela pameran 5Th Jakarta International Jewellery Fair yang berlangsung di Balai Kartini, tadi malam.

 

Keberatan itu, katanya, karena pemotongan pajak itu berasal  dari omzet  penjualan. Hal itu, katanya, juga berhubungan dengan harga jual yang juga menberatkan konsumen, sehingga berpengaruh pada daya beli masyarakat. Apalagi dengan harga logam mulia yang kecenderungan  naik.

 

Selain itu, kata Iskandar, besar pajak di kota mencapai 30% yang lebih tinggi dibandingkan dengan pajak peritel di daerah yang pajaknya mencapai 20%. "Tidak adil. Pada hal menggunakan bahan baku yang sama," kata Iskandar.

 

Dia mengharapkan agar  pemerintan menurunkan pajak penghasilan ritel perhiasan agar dapat meningkatkan lagi daya beli masyarakat.

 

Fenomena baru

Adanya kenaikan harga emas itu  membuat produsen perhiasan memproduksi perhiasan dengan kadar emas yang rendah hanya mencapai 37,5% atau 9 karat., sehingga harga perhiasan itu dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. Setiap perhiasan itu hanya mengandung 37,5% emas yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan pencampurnya (aloy).

 

Untuk itu, katanya, produsen perhiasan itu harus mencantumkan kadar emas dari perhiasan itu agar konsumen juga tahu kadar emas perhiasan yang dibelinya.

 

Menurut dia, ada SK Gubernur yang mengatur perdagangan emas yang ketentuannya perhiasan itu dinyatakan sebagai perhiasan emas kalau mengandung emas lebih dari 50 perhiasan, tapi perhiasan yang kurang mengandung emas dikurang dari 50%berati bukan perhiasan emas, tapi aksesoris saja. (Bsi)

 

 

 

Sumber