Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Tekanan pada harga emas dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dapat berlanjut. Isu krisis hutang di Eropa dan isu pelambatan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat (AS), menjadi faktor penekan harga komoditas.Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan harga Komoditi seperti minyak mentah WTI dan emas turun cukup dalam. Hal ini terkait dengan sentimen negatif yang berkembang di pasar seminggu belakangan ini.

 

"Sentimen risk aversion atau alih resiko menaungi pasar komoditas. Para pelaku pasar melepas barang dan memilih memegang uang dalam hal ini dolar AS. Apalagi hari Jumat ini akan ada data besar dari AS yang akan dirilis yakni data tenaga kerja non-farm payrolls dan tingkat pengangguran," ungkap dia kepada Okezone, Jumat (4/5/2012).

 

Data tenaga kerja AS ini sangat mempengaruhi pergerakan dolar AS nantinya. Oleh karena itu, sikap waspada muncul dari para pelaku pasar yang juga mengakibatkan sentimen risk aversion muncul.

 

Data Non-Farm Payrolls April diprediksi  naik menjadi 173 ribu pekerjaan dan tingkat pengangguran diprediksi tetap di 8,2 persen. Bila data yang keluar lebih buruk dari perkiraan pasar (NFP menurun, tingkat pengangguran meningkat) maka dolar AS besar kemungkinan akan melemah dan harga komoditi bisa melonjak.

 

"Bila kita melihat tren penurunan atau konsolidasi harga emas dan minyak mentah WTI, ternyata selaras dengan tren penurunan buyer atau permintaan yang kita lihat pada laporan Commitments of traders dari CFTC.gov. Posisi buyer berkurang sejak 27 Feb 2012 untuk Emas, sementara untuk Minyak mentah WTI sejak 13 Maret 2012," tukas dia. (mrt)

 

 

 

Sumber