Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INVESTASI GLOBAL: IFC siapkan US$75 juta untuk Permata

Recommended Posts

JAKARTA: International Finance Corporation menyiapkan dana pinjaman US$75 juta untuk PT Bank Permata Tbk guna menyiapkan pengembangan pendanaan kepada sektor industri yang ramah linkungan.

 

Investment Officer Global Finance Markets--International Finance Corporation (IFC) Lamtiurida Hutabarat mengungkapkan dana tersebut sudah disiapkan sejak tahun lalu, tetapi belum mulai disalurkan karena masih belum ada kesepakatan antar kedua institusi.

 

"Angka ini belum disalurkan dan masih dalam tahap pembicaraan antara kami dan Bank Permata. Rencananya akan disalurkan dalam bentuk subordinated loan (obligasi subordinasi) dengan tenor 10 tahun. Selain direct investment bisa juga bentuknya risk sharing, ini masih kami diskusikan," ujarnya, 2 Mei 2012.

 

Menurutnya rencana penyaluran pembiayaan tersebut telah dipersiapkan sejak tahun lalu. Penyaluran tersebut masuk dalam program investasi langsung (direct investment) yang berbentuk financial intermediary lewat perbankan.

 

Lamtiurida mengungkapkan di Indonesia program ini baru dimulai melalui kerja sama dengan Bank Permata dengan bantuan Bank Indonesia untuk meningkatkan kesadaran industri perbankan untuk menyalurkan pembiayaan kepada sektor tersebut.

 

Namun program yang sama telah dilakukan di beberapa negara seperti China, Filipina dan India. Adapun di negara-negara tersebut, bentuk asistensi yang dibutuhkan industri perbankan lebih berbentuk berbagi risiko dan garansi kredit.

 

"Kebutuhan masing-masing lembaga dan negara memang berbeda. Mungkin di Filipina pendanaannya sudah lebih kuat. Sejauh ini baru di Indonesia yang bentuknya pendanaan langsung," jelasnya.

 

Kerja sama lain

Nyoman Yogi, Operations Officer Access to Finance Program Advisory Services in Indonesia--IFC mengungkapkan selain bekerja sama dengan Bank Permata, perseroan juga tengah menyiapkan kerja sama dengan dua bank lain, serta satu lembaga keuangan non-bank.

 

"Ada penjajakan dengan dua bank lain dan satu lembaga keuangan. Kalau bisa ingin realisasi tahun ini. Untuk pendampingan teknis saja kami menyiapkan investasi sekitar US$500.000 untuk sekitar dua sampai 3 lembaga," ungkapnya.

 

Lamtiurida menambahkan untuk pendekatan dengan ketiga entitas tersebut IFC belum menyiapkan dana investasi langsung karena hal tersebut akan bergantung kepada kebutuhan masing-masing. Adapun menurutnya lembaga keuangan non-bank yang sedang dijajaki tersebut adalah PT Indonesia Infrastruktur Finance (IIF).

 

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Roy Arman Arfandy mengungkapkan rencana penyaluran dana dari IFC tersebut masih dalam tahap pembicaraan dengan Direktur Keuangan dan belum final baik dari sisi jumlah maupun bentuk instrumen penyalurannya.

 

"Itu memang rencana pembiayaan dari IFC, jadi nanti Bank Permata pinjam kepada mereka. Kami belum mau disclosed karena belum final, tetapi mungkin IFC sudah disclosed, itu masih penjajakan, diskusi dengan Direktur Keuangan. Mungkin untuk memperkuat pendanaan kami juga karena Permata kan terus tumbuh," jelasnya.

 

Selain kepada sektor pembangkit energi terbarukan dan energi ramah lingkungan, fokus pembiayaan bersama IFC juga kepada sektor industri yang ramah lingkungan. Adapun yang sudah disalurkan oleh perseroan adalah kepada pabrik tekstil yang menggunakan pasokan energi bersih.

 

Roy menambahkan, meski telah bekerja sama dengan IFC sejak 2008, tetapi sejauh ini pembiayaan dari perseroan kepada sektor-sektor tersebut masih sangat kecil, belum mencapai 1% dari total penyaluran kredit perseroan secara keseluruhan.

 

Adapun baki debet penyaluran kredit Bank Permata hingga triwulan I/2012 mencapai Rp74,1 triliun tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  

 

Nyoman melanjutkan sejauh ini proyek yang sudah mulai dijajaki oleh IFC bersama Bank Permata adalah pembangkit listrik tenaga air di bawah 10 megawatt, biomassa dan refuse the refuel.

 

Sebagai perbandingan, di Filipina IFC bekerja sama dengan Bank if the Phillipines Island (BPI). Nannette Bison, Technical Advisory and Risk Management BPI mengungkapkan hingga akhir tahun lalu perseroan telah menyalurkan kredit US$216 juta kepada sektor dengan energi terbarukan.

 

"Pembiayaan tersebut disalurkan kepada 116 perusahaan. Selanjutnya kami menyiapkan US$116 juta untuk disalurkan dalam jangka waktu 2 tahun ke depan. Penyaluran ini juga akan meliputi pembiayaan retail, termasuk individu untuk mengembangkan energi hijau terbarukan," ungkapnya. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...