Dukung Industri Kreatif, BNI Gelar Nobar Film "Timur" di 3 Kota

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

JAKARTA - Jika pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tidak dilakukan, maka kuota BBM subsidi terancam jebol hingga 80 juta kiloliter (kl) dalam dua tahun mendatang."Kita lihat bahwa di 2010 konsumsi BBM subsidi mencapai 20 juta kl. Lalu dalam dua tahun melonjak menjadi 40 juta kl. Nah Kalau tidak bikin apa-apa, maka bukan tidak mungkin nanti di 2013 kuotanya bisa jebol hingga 60 juta kl. Tahun 2014 bisa mencapai 80 juta kl. Hal ini bukan sesuatu yg harus dibiarkan," ungkap ekonom Ikhsan Modjo kala ditemui dalam acara Hot Topic Sindo Radio "BBM Bikin Galau" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/4/2012).

 

Lanjutnya, di Indonesia ini ada kurang lebih 120 juta kendaraan yang terdiri dari 100 juta kendaraan bermotor, dan mobil sebanyak 20 juta. Untuk itu diperlukan dilakukan suatu pengendalian terhadap BBM subsidi. Pasalnya, BBM subsidi tersebut dinilai tidak tepat sasaran.

 

"Subsidi BBM yang dialokasikan perlu satu cara yang teknis karena hal ini merupakan instrumen bagi pemerintah agar jangan sampai konsumsi BBM subsidi ini berlebih sehingga APBN bobol," paparnya.

 

Dia menambahkan, kelebihan daripada pembatasan tersebut yaitu penataan pendistribusian BBM tersebut menjadi lebih mudah. Apalagi hal tersebut akan dimulai dari mobil dinas pemerintah karena hal tersebut dapat langsung diterapkan.

 

Namun begitu, Ikhsan mengakui bahwa potensi terjadinya penyelahgunaan memang lebih besar. Karena itu, berbagai pihak harus saling bekerja sama agar hal tersebut jangan sampai terjadi.

 

"Maka dari itu nanti dilihat juga realisasi konsumsinya seperti apa. Lalu ada pengendalian, dan ini tidak akan dilakukan secara serentak. Pasti akan bertahap, Jabodetabek dulu," pungkasnya. (wdi)

 

 

 

Sumber