Dukung Pemulihan, Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Aceh Tamiang

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

SINGAPURA - Minyak mentah Brent merosot ke USD118 per barel, melanjutkan penurunan tajam dari sesi sebelumnya. Penurunan ini akibat imbal hasil utang Spanyol yang kembali naik dan mengancam pertumbuhan ekonomi global.Investor was-was karena imbal hasil obligasi Spanyol mendekati enam persen untuk pertama kalinya sejak Desember, memicu kekhawatiran negara dengan ekonomi terbesar keempat di zona euro ini memerlukan bailout.

 

Mengutip Reuters, Rabu (18/4/2012), Minyak mentah brent untuk pengiriman Juni turun 43 sen menjadi USD118,25 per barel setelah sempat merosot 2,59 persen, penurunan persentase terbesar sejak Desember 2011.

 

Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 10 sen menjadi USD102,83 per barel, setelah diperdagangkan pada USD103,23 per barel sehari sebelumnya.

 

Turunnya harga minyak mentah AS juga didukung oleh berita pembalikan pipa besar yang akan mengurangi hambatan. Pemilik pipa Produk Mitra Enterprise (EPD.N) dan Enbridge (ENB.TO) rencana untuk memajukan pembalikan aliran pipa Seaway pada pertengahan Mei, menunggu persetujuan regulasi, sekira dua minggu lebih cepat dari jadwal.

 

Stok minyak mentah komersial AS diperkirakan akan meningkat pekan lalu setelah data menunjukkan kenaikan terbesar tiga minggu karena impor lebih tinggi. Premi Brent untuk benchmark minyak mentah AS (WTI), menyempit sebesar 29 sen menjadi USD15,02 per barel, setelah jatuh ke level terendah sejak Februari di sesi sebelumnya.

 

Kekhawatiran tentang situasi Iran bertahan di pasar minyak setelah Menteri Luar Negeri AS Hilary Clinton mengatakan sanksi akan diberlakukan bagi Teheran. Tapi harga minyak dapat ditekan karena ekspor minyak mentah Irak yang melonjak bulan ini ke tingkat yang diharapkan dapat bertahan hingga sisa tahun ini. (mrt)

 

 

 

Sumber