Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Rupiah Terancam Pelemahan

Recommended Posts

Gu6y8h5MNJ.jpgIlustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi akan alami pelemahan setelah sempat menguat pada penutupan perdagangan kemarin."Tekanan eksternal masih besar, sentimen negatif masih sangat kuat. Rupiah kemungkinan melemah. Tapi BI stand by untuk menjaga di pasar," ungkap analis valuta asing Rully Nova di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

 

"Diprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp9.170-9.190 per USD," imbuhnya.

 

Adapun dilihat dari faktor eksternal, pelaku pasar masih meyakini jika krisis Eropa masih akan berlangsung. Khususnya krisis di Spanyol di mana lelang obligasi yang beberapa waktu lalu baru saja dilakukan tidak banyak direspon oleh pasar.

 

"Kondisi Spanyol, kita lihat lelang obligasi Spanyol dibawah ekspektasi pasar. Dan yield tahunan cukup tinggi. Daya serap pasar untuk obligasinya rendah, pasar memperkirakan krisis di Eropa masih tinggi," akunya.

 

Sementara itu, jika melihat kondisi dalam negeri, tidak banyak berpengaruh terhadap kondisi rupiah. Beberapa hari mendatang, Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akan mengadakan rapat terkait dengan suku bunga acuan. Diperkirakan, BI rate akan tetap di level 5,75 persen.

 

"Mengacu pada data inflasi Maret, cukup rendah inflasinya. Namun pada saat Maret kemarin harusnya deflasi, karena beberapa daerah panen raya. Tapi karena isu BBM inflasi pada saat maret masih cukup tinggi. Diprediksi nanti BI akan menjaga BI rate tetap di 5,75 persen. Karena selain ekspektasi inflasi masih tinggi, karena ada ruang untuk naikkan harga BBM," akunya.

 

Hal senada juga diprediksi oleh Treasury Analyst Telkom Sigma Rahadyo Anggoro. Dia mengatakan, Untuk hari ini rupiah diprediksi masih agak melemah, dengan kisaran yang cukup lebar Rp9.120-9.160 per USD.

 

"Adapun untuk besok yang masih bisa menahan pelemahan rupiah  dipengaruhi oleh sentimen positif pasca keputusan pemerintah untuk menunda menaikkan harga BBM akhir Maret lalu serta data inflasi Indonesia yang masih terkendali yaitu 0,7 persen (mtm)," katanya.

 

"Namun, perlu diperhatikan inflasi ganda karena harga barang sudah terlanjur naik meski kenaikan harga BBM tertunda," imbuhnya.

 

Selanjutnya, faktor eksternal dari AS dilaporkan adanya kemungkinan the Fed menghentikan program operation twist yaitu program penukaran surat hutang jangka pendek dengan surat hutang jangka panjang pada juni 2012 mendatang. Investor mengantisipasi hal ini akan menjadi kebijakan Fed dalam Federal Open Market Committe (FOMC) selanjutnya sehingga menimbulkan sentimen negatif terhadap dolar nantinya.

 

"Selain itu aksi profit taking di pasar saham juga akan memberikan andil terhadap pelemahan rupiah," tandas Rahadyo. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...