BP Sepakat Jual 65% Saham Castrol ke Perusahaan Swasta AS Ini

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Saat ini, anggaran pemerintah sebagian besar dihabiskan untuk subsidi. Namun, dari besaran subsidi tersebut, porsi subsidi energi lebih besar ketimbang bantuan sosial."Dan itu yang perlu kita waspadai dan yang kita ingin jaga dengan APBN-P ini untuk menjaga kesehatan dari keuangan kita. Karena kalau tidak dijaga pos subsidi jadi besar dan pos sosial dan infrastruktur jadi kecil," ungkap Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo kala ditemui dikantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (5/4/2012).

 

Agus sendiri tidak menjelaskan secara eksplisit apakah dana tersebut dapat bertambah. Namun intinya, mantan dirut Bank Mandiri tersebut menjelaskan semuanya harus seimbang guna mengarah pada kesejahteraan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

 

"Karena kita orientasinya kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Tetapi kalau kita tidak memperbaiki ekonomi makro kita sulit. Makro harus stabil," paparnya.

 

Menurut Agus, selama infrastruktur tidak diperbaiki maka akan ada hambatan dalam investasi dan dalam pengelolaan ekonomi yang efisien.

 

"Kalau kita selalu pikirkan sosial kita akan seperti negara-negara yang sedang krisis, karena mereka memberikan fasilitas sosial yang terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan investasi di bidang-bidang yang produktif," pungkasnya.

 

Sekedar informasi, berdasarkan data dari Bank Dunia (World Bank) pada 2011 Indonesia membelanjakan 3,4 persen dari PDB untuk subsidi energi yang terdiri dari 2,2 persen untuk subsidi BBM dan 1,2 persen untuk subsidi listrik. Sementara untuk bantuan sosial hanya satu persen dan belanja modal hanya 1,6 persen dari PDB. (mrt)

 

 

 

Sumber