Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Ini Dampak Batalnya Kenaikan BBM Versi World Bank

Recommended Posts

64gWtzQjbT.jpgLogo World Bank. (Foto: World Bank)

 

 

 

JAKARTA - Bank Dunia mulai mewanti-wanti dampak buruk dari penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi, salah satunya adalah melebarnya defisit.Bank Dunia memperkirakan defisit bisa melewati angka 3,1 persen jika harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan sepanjang tahun ini. Prediksi defisit dari Bank Dunia sebesar 3,1 persen ini jauh melampui angka defisit yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar 2,23 persen.

 

"Jika tidak ada kenaikan BBM bersubsidi, belanja defisit bisa mencapai Rp269 triliun atau 3,1 persen dari PDB," tutur Kepala Ekonom Bank Dunia Shubham Chaudhuri saat memaparkan kajian ‘Indonesia Economic Quarterly’, di Jakarta, Rabu (4/4/2012).

 

Shubham menambahkan pembengkakan subsidi didorong besarnya belanja subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah. Terlebih, jika harga ICP terus melambung pada angka USD120 per barel tapi rata-rata enam bulan berjalannya tidak memenuhi batas ketentuan.

 

Sebagai informasi, berdasarkan pasal 7 ayat 6A, pemerintah hanya bisa menaikkan harga BBM bersubsidi bila harga rata-rata ICP selama enam bulan berjalan  melampui 15 persen dari ICP yang ditetapkan dalam APBN-P (USD105) atau melampui USD120,75. “Defisit bisa menjadi 2,5 persen jika pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi pada kuartal ketiga,” imbuhnya.

 

Bank Dunia mengingatkan anggaran subsidi BBM masih sangat besar dibandingkan dnegan anggaran untuk masyarakat miskin. Pada 2011, misalnya, pemerintah menghabiskan 2,2 persen anggaran untuk subsidi dan hanya 0,5 persen untuk program bantuan sosial. Bandingkan dengan India dan Brasil yang menghabiskan masing-masing 2,2 persen dan 1,4 persen anggarannya untuk bantuan sosial.

 

Selain merevisi defisit, Bank Dunia juga mengoreksi pertumbuhan Indonesia hanya  berada pada level 6,1 persen. Prediksi ini lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar 6,2 persen. (Maesaroh/Koran SI/wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...