Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Sejumlah kalangan meminta pemilihan calon komisioner Otoritas Jasa Keuangan diulang karena panitia seleksi dinilai tak independen dalam menentukan kelulusan peserta. Presiden diminta merombak susunan panitia seleksi.

 

Peneliti Indonesia Corruption Watch Apung Widadi mengatakan peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kedepan sangat strategis, tetapi belum banyak yang peduli dengan proses pendirian lembaga baru itu.

 

OJK, paparnya, dibentuk sebagai bentuk atas kegagalan BI dan Bapepam LK dalam mengatur dan mengawasi industri keuangan secara terpisah.

 

Namun, sambungnya, apabila komisioner OJK didominasi dari kedua regulator itu, kinerja mereka tak akan maksimal.

 

“Justru takutnya memboroskan anggaran karena standar gajinya kan diatas standar BI. Kalau sudah seperti ini mending batalkan aja, seleksinya diulang. Kami akan menyatakan sikap dan menyampaikan kepada presiden,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu 25 Maret 2012.

 

Menurutnya, kocok ulang seleksi OJK masih bisa dilakukan, meskipun dibatasi oleh waktu seperti dicantumkan pada UU.

 

Namun, lanjutnya, pemerintah sebaiknya tidak mempertaruhkan pendirian OJK dengan memilih calon yang tak independen.

 

Ekonom Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizki menyatakan sebuah kompetisi yang sehat adalah mengedepankan objektifitas.

 

Hal itu, sambungnya, diukur dengan seorang yang kalah bersaing secara subjektif mengakui pemenangnya memiliki kapasitas objektif.

 

Menurutnya, jika pertandingan objektif tidak pernah dimainkan, yang kasian adalah OJK, bukan karena bakal terbebani personal pimpinan yang terpilih, tapi social capital terdilusi kompetisi yang kurang sehat atau politis.

 

“Sebagai kandidat yang mengikuti tes, bukan berarti saya tidak lolos. Karena sejak awal, saya sudah merasa unsur pansel sudah aneh yang menunjukkan komposisi OJK sudah dikehendaki sesuai asal anggota panselnya,” jelasnya.

 

Berdasarkan publikasi Pansel Calon Komisioner OJK, pekan lalu, dari 21 orang yang lolos kebanyakan dari unsur regulator dan praktisi perbankan. Namun, peserta yang lolos itu kebanyakan kolega dan pernah menjadi anak buah anggota pansel. (ea)

 

 

 

Sumber