Harta Elon Musk Rp12 Ribu T, Empat Kali Pendapatan RI di APBN 2025

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA : Bank Indonesia menilai ekspektasi inflasi yang meningkat karena rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi telah memicu pelemahan nilai tukar Rupiah. Depresiasi kurs tersebut masih akan terjadi sampai ada kepastian kebijakan energi.

 

Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, menuturkan penguatan dollar AS terjadi hampir ke semua mata uang dunia seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Namun terhadap Rupiah, ada faktor tambahan yang membuat pengatan dollar AS lebih besar, yakni ekpektasi inflasi yang meningkat akibat rencana kenaikan ahrga BBM bersubsidi.

 

“Sampai kapan (pelemahan Rupiah)? Ya sampai keputusan benar-benar diambil sehingga orang tahu berap persen (kenaikan harga BBM) dan kemudian pengaruhnya atau proses perubahan harganya akan berjalan beberapa bulan,” jelasnya di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Rabu, 21 Maret 2012.

 

Menurutnya, sekalipun harga BBM bersubsidi dan tarif tenaga listrik (TTL) dinaikan, masing-masing Rp1.500 per liter dan 10%, laju inflasi tahun ini tidak akan menembus 7%. Kecuali jika opsi subsidi BBM tetap Rp2.000 pe rliter yang dipilih, maka sudah pasti inflasi menembus 7,1%.

 

“Kalau BBM naik Rp1.500, walaupun ada kenaikan TTL, itu inflasinya sekitar 6,8%. Kalau tidak pakai kenaikan TDL ya di bawah itu lagi. Pengaruh kenaikan TDL terhadap inflasi itu 0,25% kira-kira,”

tandasnya. (msb)

 

 

 

Sumber