Kemenhub Terapkan Pembatasan Penuh Angkutan Barang di Tol saat Nataru

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Wakil Presiden Boediono mengharapkan pada 2015 tidak perlu ada subsidi  harga bahan bakar minyak sehingga  saluran APBN bisa digunakan untuk lebih mendorong pembangunan di dalam negeri.

 

Caranya, dengan mematok harga jual bahan bakar minyak sesuai dengan harga keekonomian  pada  2015.

 

 

Wapres mengatakan  harga jual BBM  yang sekarang Rp 4.500 per liter  menjadi sesuai harga keekonomian yang mencapai di atas Rp 8.000 per liter, tidak mungkin dilakukan sampai 2013.

 

“[Dalam] 2-3 tahun ke depan, saya  bermimpi  Indonesia terbebas dari masalah perbedaan antara BBM dalam negeri dan harga keekonomian. Kapan  saya tak tahu , tergantung kesiapan sosial politik kita,” kata Wapres Boediono dalam jumpa pers di  acara silaturahmi dengan wartawan di Istana Wapres, Selasa, 20 Maret 2012.

 

Dengan penetapan harga jual BBM sesuai dengan harga keekonomian, ujarnya,  akan membebaskan dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap APBN tahun berjalan.

 

Untuk mengarah ke sana, ujarnya, mesti dilakukan secara bertahap untuk membuat harga jual BBM bersubsidi makin mendekati harga keekonomian.

 

“Itu nanti  akan membebaskan APBN kita juga dari  sandera. Setiap kali ada perubahan harga [minyak mentah] luar negeri APBN kita kena pengaruhnya.  Kadang kala sangat tajam,” kata Boediono.

 

Terkait dengan  bantuan langsung tunai, dia mengatakan tetap diperlukan dalam rangka penyesuaian bagi masyarakat  kelas bawah setelah ditetapkannya kenaikan harga BBM, seperti yang direncanakan

pemerintah.

 

Namun, ujarnya, BLT  yang dilakukan pemerintah bersifat sementara. Berapa besarannya menunggu pembahasan pemerintah dengan DPR dalam APBN-P 2012. “BLT diperlukan atau  beberapa bulan setelah  penyesuaian harga BBM, tapi untuk sementara,” katanya.(msb)

 

.

 

 

 

Sumber