Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Foto: Heru Haryono/okezone

 

 

 

BALIKPAPAN - PT Pertamina Kalimantan tidak bisa melakukan penambahan kuota BBM Bersubsidi karena besarannya dipatok oleh pemerintah pusat. Namun, stok untuk premium dijamin aman.Oleh karena itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak berlebihan menyikapi situasi saat ini. Selain itu, stok Pertamax hingga kini masih juah dari cukup meski diakui permintaan pertamax melebihi angka normal.

 

"Minggu kemarin, stok pertamax mencapai 80 kiloliter (kl), kemudian pada Senin ini kita perkirakan sudah capai 160 kl pertamax. Padahal normalnya antara 16 hingga 48 kl," ungkap Sales Manager Pertamina UPms VI Kalimantan Reza Pahlevi usai rapat kordinasi dengan pemkot Balikpapan, Senin (19/3/2012).

 

Ia merinci permintaan Pertamax di Balikpapan pada 12 Maret lalu sebanyak 24 kl, kemudian esok dan lusa menurun menjadi 16 kl. Namun pada 15 Maret meningkat tajam menjadi 48 kl dan menurun lagi permintaan pertamax pada 16 Maret menjadi 24 kl.

 

"Namun dua hari ini yakni Minggu dan Senin meningkat tajam, masing-masing 80 kl dan 160 kl," terangnya.

 

Menurutnya, Pertamina siap mengucurkan berapapun permintaan jenis pertamax di masyarakat. "Kita siap untuk dikucurkan berapapun permintaannya untuk memenuhi permintaan masyarakat," ujarnya.

 

Adanya peningkatan signifikan, indikasi utama kenaikan penjualan Pertamax adalah kondisi panic buying, di mana warga berupaya untuk terus mempertahankan isi tangki kendaraan, dan ramainya antrean di sejumlah titik di SPBU Balikpapan.

 

Pertamina pun akan mengawasi penjualan Pertamax setiap tiga jam untuk memastikan tidak ada SPBU yang kekurangan pasokan. Dia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir atas stok bahan bakar nonsubsidi karena persediaan di depot Pertamina mencukupi.

 

"Kita imbau masyarakat untuk memilih SPBU yang masih menjual Pertamax untuk menghindari penumpukan kendaraan pada titik tertentu," pungkasnya. (ade)

 

 

 

Sumber