Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Ekonom meminta pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap dalam tiga kuartal masing-masing sebesar Rp500/liter untuk memperhalus efek inflasi.

 

Yose Rizal Damuri, Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, menuturkan kenaikan harga BBM bersubsidi secara bertahap akan mengurangi beban psikologis masyarakat.

 

Dengan begitu, lanjut dia, kenaikan tarif dan harga barang tidak akan langsung melonjak tinggi dan laju inflasi tidak melesat dalam waktu singkat.

 

"Kenaikan bertahap bisa membiasakan masyarakat bahwa BBM bukan harga mati dan komoditas politik," kata Yose dalam diskusi Imperasi Penghapusan Subsidi BBM di Jakarta, Senin, 19 Maret 2012.

 

Dia mencontohkan wacana kenaikan harga BBM bersubsidi 30% secara langsung telah mendorong sejumlah organisasi angkutan umum menaikkan tarif hingga 50%.

 

Padahal, ujar dia, kontribusi BBM dalam transportasi tidak lebih dari 10%, maka seharusnya kenaikan tarif yang wajar sebesar 10%.

 

Berdasarkan data Kemenkeu, kenaikan harga BBM bersubsidi dapat mengubah asumsi inflasi pemerintah dari semula 5,3% menjadi 7%. Pengendalian subsidi juga menyebabkan penurunan asumsi pertumbuhan ekonomi dari 6,7% menjadi 6,5%.

 

Menurut Yose, pemerintah perlu pula menyusun rencana jangka panjang untuk meminimalisasi pemberian subsidi BBM hingga titik nol. Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi 9,4% setiap tahun misalnya, lanjut dia, dalam waktu 8-10 tahun anggaran pemerintah dapat terbebas dari beban subsidi BBM. (01/tw)

 

 

 

 

Sumber