Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Peran Koperasi Tergerus Campur Tangan Pemerintah

Recommended Posts

Wphc49xePe.jpgIlustrasi. Corbis.

 

 

 

JAKARTA - Peranan koperasi dalam menunjang perekonomian Nasional harus dimaksimalkan. Terlebih dengan menjamurnya bank asing yang sampai masuk ke sektor usaha mikro. Karena dari ribuan koperasi yang ada hanya 20 persen yang dikategorikan sukses.  

           

Deputi Sekretaris Eksekutif Nasional Association for Women in Small Business Assistance M Firdaus mengatakan, koperasi sekarang ini peranannya bisa dikatakan jauh dari harapan."Sekarang ini hanya ada 20 persen koperasi yang dikatakan sehat dari ribuan koperasi yang ada di Indonesia. Ini sangat ironis mengingat bank asing justeru jauh lebih agresif dalam pengembangan pasar di tingkat mikro," ujarnya dalam seminar Kajian Kritis terhadap Peran Bank Asing dan Bank Nasioal di Indonesia dalan Penyaluran Kredit ke Usaha Mikro dan Kecil, di Gedung YTKI, Jakarta, Senin (19/3/2012).

 

Firdaus mengatakan, masuknya bank asing dikarenakan potensi dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangatlah besar. "Baru ada sekira lima persen UMKM yang tergarap dengan maksimal, masih banyak celah yang mampu dimanfaatkan oleh lembaga keuangan," tuturnya.

 

Dari data Kementerian Koperasi dan UKM, ada sekira 42,4 juta unit usaha di mana 41,8 juta di antaranya mikro. Karenanya, wajar jika terkadang mereka memberikan pinjaman tanpa adanya agunan dan sebagainya.

 

"Memang awalnya mudah, tetapi setelahnya nasabah akan menjadi tertekan dengan bunga yang besar dan ini yang saya katakan jargon untuk mengurangi kemiskinan oleh bank hanya sebuah isapan jempol," ungkapnya.

 

Firdaus menambahkan, koperasi harus memainkan peranannya. Koperasi yang merupakan soko ekonomi Indonesia harus mampu bersaing dengan bank asing yang sudah menggurita. "Sesuai dengan konsepnya, koperasi bertujuan untuk kesejahteraan anggota, dan inilah yang tidak dimiliki oleh bank yang notabenya profit motif," tambahnya.

           

Dalam hal pengembangannya, pemerintah pun diharapkan jangan terlalu banyak ikut campur tangan dalam perjalanan koperasi.

Pemerintah diminta sebagai regulator, dan tidak ikut campur dalam koperasi.

 

"Bukan sukses malah makin runyam, di Negara maju peranan pemerintah terhadap koperasi hanya sebatas regulator dan ini sukses, misal di Singapura yang koperasinya mampu mengalahkan Carrefour," tuturnya.

 

Di tempat yang sama Kordinator Penelitian Indonesia for Global Justice (IGJ) Herjuno Ndaru Kinasih menambahkan, permodalan menjadi kata utama dalam perjalanan UMKM di Indonesia. Kendala ini yang memberikan ruang bagi bank, terutama bank asing untuk ambil bagian.

 

"Kemudahan menjadi nilai jual yang diberikan, tetapi merka tidak sadar jika bunga yang diberikan sangatlah besar misalnya Bank Danamon yang memberikan bunga sampai 93,5 persen dan CIMB Niaga hingga 72 persen selama tiga tahun," jelasnya.

 

Hal ini diakui suatu jebakan di tengah kemudahan yang diberikan. Menurutnya, dengan terpinggirnya peranan koperasi maka secara profesionalitas Koperasi masih jauh dari bank. "Pemerintah harus menemukan suatu cara agar koperasi mampu eksis dan bersaing dengan bank," ungkapnya.

 

"Membendung bank asing bukanlah suatu perkara mudah bagi Koperasi, namun yang  lebih penting, pemerintah harus membuat suatu konsep yang tepat agar Koperasi bisa berjalan sesuai dengan cita-citanya sebagai soko perekonomian nasional," jelasnya. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...