Resmi! Danantara Beli Hotel 1.461 Kamar-14 Bidang Tanah di Makkah

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Corbis.

 

 

 

SINGAPURA - Minyak mentah brent kembali merangkak di atas USD126 per barel, didukung kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan dari Iran dan prospek permintaan ekonomi yang lebih kuat mengangkat harga minyak Amerika Serikat.Minyak mentah Brent naik 20 sen menjadi USD126,01 per barel, setelah menetap lebih dari USD3 per barel pada sesi sebelumnya. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen menjadi USD107,30 per barel, setelah naik hampir USD2 pada Jumat.

 

Di sisi permintaan, proyeksi bangkitnya ekonomi AS dan tanda-tanda stabilitas pertumbuhan di zona euro mendorong saham AS untuk seminggu terakhir ini mendekati level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

 

Kenaikan juga didukung atas Arab Saudi yang berencana oleh Irak untuk memperluas rute ekspor di tengah kekhawatiran batas waktu sanksi yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

 

"Pertanyaannya, apakah produsen lain dapat menangani gangguan pasokan yang signifikan," kata Kepala Analis Pasar CMC Markets Ric Spooner, di Sydney seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/3/2012).

 

"Pasar masih memasukkan premi risiko ke dalam harga karena kesulitan potensial dengan Iran," tambahnya.

 

Ekonomi global memang mulai menjauh dari ambang bahaya, namun tingkat utang yang tinggi di beberapa negara maju dan kenaikan harga minyak tidak bisa dianggap remeh.

 

Di sisi lain, ekspor minyak Arab Saudi naik 143 ribu barel per hari (bph) pada Januari. Pada bulan itu, data AS menunjukkan penjual minyak mentah terkemuka di dunia tersebut meningkatkan pasokan ke AS.

 

Produsen OPEC lainnya, Oman, yang terletak strategis di seberang Selat Hormuz, mengatakan risiko konflik militer antara Teheran dan Barat telah meningkat tetapi masih banyak kesempatan untuk negosiasi damai. (mrt)

 

 

 

Sumber