Borong Yuk, Anggur hingga Jeruk Diskon 20% di Transmart Full Day Sale

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Corbis.

 

 

 

JAKARTA - Minyak mentah Brent berhasil merangkak ke kisaran USD125 per barel, setelah jatuh lebih dari USD1, karena para pedagang cenderung memilih dolar Amerika Serikat (AS) ketimbang minyak yang terkekang ketegangan antara Iran dan Barat.Mengutip Reuters, Jumat (16/3/2012), Minyak mentah London, ICE Brent, naik tipis 8 sen menjadi USD125,05 per barel, setelah menetap di USDD124,97 per barel sehari sebelumnya. Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 46 sen menjadi USD105,89 per barel, setelah terkoreksi di USD105,43 per barel.

 

Di satu sisi, data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, naik 2,5 juta barel, level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Namun di sisi lain, apresiasi dolar AS didukung dengan optimisme pemulihan ekonomi AS, juga menekan harga minyak.

 

Sementara di zona Eropa, meningkatnya ketegangan antara Iran dan Uni Eropa atas program nuklirnya, membuat produsen OPEC tersebut membuat harga minyak mentah tinggi dalam beberapa bulan terakhir, dengan Brent mendapatkan lebih dari 16 persen tahun ini dan minyak AS naik sekitar 7 persen.

 

"Saya rasa tren harga minyak dalam jangka pendek-menengah masih bullish dengan permintaan cenderung masih kuat karena laporan tentang kerja AS yang kuat dan data penjualan ritel dan masalah dari Iran juga belum menemukan jalan kelur," Kata seorang pedagang minyak di CMC Markets, Miguel Audencial, di Sydney.

 

Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden AS Barack Obama mengatakan solusi diplomatik dengan Iran atas program nuklir Teheran telah mengerucut. Kedua pemimpin juga membahas kemungkinan melepaskan cadangan minyak darurat, tahap pertama bahwa Obama mulai menguji dukungan global.

 

Iran sendiri mengatakan pihaknya menyambut baik dimulainya kembali perundingan nuklir yang macet dengan enam negara Uni Eropa. Namun, kedua belah pihak masih harus menetapkan tanggal dan tempat tersebut. (mrt)

 

 

 

Sumber