Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Aksi Jual Saham BTEL Diklaim Bawa Angin Segar

Recommended Posts

azhFzFM6i9.jpgIlustrasi. Foto: Corbis

 

 

 

JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai jika aksi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menjual 10 persen sahamnya kepada unit usaha Sampoerna, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesa (STI) dapat membawa angin segar bagi BTEL."Untuk jangka pendek, BTEL jadi punya sources untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada September mendatang," ungkap Associate Director, Fitch Ratings, Any Sirapurna Putri saat ditemui seusai Media Gathering di WTC, Jakarta Kamis (15/3/2012).

 

Sementara untuk manfaat jangka panjang, dia mengungkapkan jika kedua perusahaan bisa berkembang. Menurutnya, jangkauan Sampoerna saat ini lebih bagus yang mencakup seluruh daerah sementara BTEL hanya meliputi wilayah Jakarta dan sekitarnya.

 

Informasi saja, dalam aksi korporasi tersebut, sebagai imbalannya, Bakrie Telecom akan mendapatkan 35 persen saham STI melalui mekanisme tukar guling (share swap). Kedua perusahaannya juga akan bergabung di bawah manajemen Bakrie Telecom.

 

Seperti diketahui, perseroan menjual 10 persen sahamnya kepada unit usaha Sampoerna, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesa (STI), senilai USD90 juta atau sekitar Rp810 miliar. Imbalannya, BTEL akan mendapatkan 35 persen saham STI melalui mekanisme tukar guling (share swap). Kedua perusahaannya juga akan bergabung di bawah manajemen Bakrie Telecom.

 

“Pemegang saham kedua perusahaan, Bakrie Telecom dan STI, sepakat untuk mengintegrasikan operasi bisnisnya di bawah satu manajemen di dalam Bakrie Telecom. Bakrie Telecom yang baru bermaksud mengakselerasi penetrasi penyediaan konvergensi selulernya kepada seluruh pelanggannya di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) Anindya Bakrie saat penandatanganan Penjualan Bersyarat Perjanjian Jual Beli.

 

Anindya mengungkapkan, dalam proses deleveraging, BTEL melakukan pembukuan dengan menaikkan hingga Rp140 miliar nilai modal untuk tahun ini, yang terbagi senilai Rp900 juta berasal dari penerbitan Non-Preemptive Hak dan Rp500 juta dari fasilitas pinjaman bank.

 

Menurut Anindya, saham BTEL yang akan dilepas masih menunggu valuasi dan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS), namun BTEL sudah menyiapkan untuk penerbitan saham baru sebesar 10 persen dengan target perolehan dana senilai Rp900 miliar.

 

Anindya menambahkan, dana yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk pembayaran awal senilai Rp650 miliar utang jatuh tempo pada September 2012. Selain itu, untuk membiayai penukaran saham dengan Sampoerna,dan untuk membuat investasi lebih lanjut dalam konektivitas data, serta modal kerja untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan. Setelah proses negosiasi, kata dia, BTEL dan pemegang saham STI setuju untuk mengintegrasikan operasi bisnis di bawah satu manajemen BTEL.

 

“Kami sudah mensosialisasikan proses ini kepada kreditur dan vendor untuk memastikan bahwa semua pemegang saham mendukung langkah sinergi besar ini,” ucap Anindya. (ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...