He Xiangjian, Raja Perkakas Rumah Tangga China Berharta Rp537,41 T

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Foto: Okezone.

 

 

 

JAKARTA - Ratusan karyawan Bank Standard Charartered Bank (SCB), yang tergabung dalam serikat pekerja SCB menggelar aksi unjuk rasa menutut agar adanya penyelesaian antara manajemen dengan karyawan yang sudah terjadi sejak 2006 lalu.Ketua Umum Serikat Pekerja SCB Indonesia, Arrianto Wibisono, mengatakan perselisihan ini karena tidak dilaksanakannya isi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah diamanahkan dalam PKB 2006-2008.

 

"Ini pemicu kami untuk aksi unjuk rasa dan Salah satunya tentang kenaikan upah berkala yang tercantum dalam Pasal 17 butir 4.B," kata Arrianto, kepada wartawan, saat menggelar aksi unjuk rasa, di Gedung Standard Chartered, Casablanca, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2012).

 

Menurutnya, permasalahan pekerja dengan pihaak manajemen sudah dibawa ke Dinas Tenaga Kerja (Dinaker). Hasilnya memutuskan agar manajemen segera mengganti rugi Rp 12 Miliar. "Namun perselisihan inflasi (IHK) yang tidak dimasukan dalam komponen kenaikan salary atau gaji terulang lagi awal tahun ini," ungkapnya.

 

Selain itu, pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak oleh manajemen kepada 92 karyawan, juga menjadi pemicu perselisihan. Bahkan hal ini sudah di bawa ke tingkat Mahkamah Agung (MA).

 

"Perberlakuan performace improvement plan terhadap karyawan yang tidak perform juga kita tolak. Ini tidak sesuai dengan PKB yang akhirnya dihapus pada 2010," imbuhnya.

 

Lebih jauh, Arrianto berharap agar pihak manajemen SBC Indonesia melakukan penyesuaian upah terhadap inflasi 2009-2011 sebesar 11 persen, dan menutut agar manajemen melakukan peninjuan ulang terhadap asuransi kesehatan yang belum disepakti secara bersama.

 

Pantauan Okezone, demo yang dilakukan pada pukul 12.00 WIB ini, hanya berlangsung sekitar satu jam. Namun, para pendemo mengancam akan menggelar aksi hingga 10 hari kedepan dengan massa yang lebih banyak bila keinginan karyawan tidak segera dipenuhi. (mrt)

 

 

 

Sumber