Aturan Terbaru Bawa Power Bank di Kereta Api dan Pesawat

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA : Delegasi Kementerian Keuangan melakukan lawatan ke Pretoria dan Johannesburg, Afrika Selatan, guna mempelajari system pengembangan pasar obligasi ritel di kawasan tersebut.

 

Rahmat Waluyanto mengatakan pihaknya bersama dengan perwakilan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia telah melakukan kunjungan ke Pretoria dan Johannesburg, Afrika Selatan, pada pekan lalu. Lawatan delegasi KementerianKeuangan tersebut dalam rangka mempelajari pengembangan pasar obligasi ritel oleh South Africa National Treasury.

 

“Kami juga mengunjungi Johannesburg Stock Exchange dan Central Clearing dan Custodian yang terlibat dalam aktifitas perdagangan obligasi di negara tersebut,” jelasnya.

 

Menurutnya, pengembangkan pasar obligasi ritel di Afrika Selatan menarik untuk dipelajari mengingat instrument tersebut diterbitkan bukan hanya untuk mobilisasi dana masyarakat, melainkan juga untuk pembiayaan APBN.

 

Varian obligasi ritel yang diterbitkan di sana cukup beragam dan dipasarkan di banyak tempat sehingga menarik masyarakat lokal untuk berinvestasi.

 

“Obligasi ritel yang diterbitkan cukup beragam, a.l nontradable inflation-linked savings bonds, tradable bonds, dan dijual melalui outlet seperti kantor pos, supermarkets, dan bank,” jelasnya.

 

Obligasi ritel, kata Rahmat, juga membantu Pemerintah Afrika Selatan dalam mengatasi masalah likuiditas di sistem dana pensiun karena instrumen tersebut dapat dijadikan tabungan hari tua.

 

Kupon tabungan obligasi ritel di sana berupa variable rate yang ditahan pada tingkat suku bunga riil tertentu sehingga masyarakat bisa membeli setiap saat.

 

“Masyarakat yang tidak dapat akses ke dana pensiun, misalnya, kesejahteraan hari tuanya tetap terjaga dengan berinvestasi pada produk-produk tersebut,” tuturnya. (Bsi)

 

 

 

Sumber