Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

MEDAN: Bank Indonesia menegaskan dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR)  yang akan tutup di Medan, bukan dilikuidasi Bank Indonesia (BI), namun ingin menutup sendiri karena pemegang saham tidak mampu menambah modal yang dipersyaratkan.

 

Kepala Bidang Moneter dan Pembayaran BI Medan Mikael Budisatrio meminta agar jajaran pers meralat pemberitaan sebelumnya yang menyatakan BI Medan akan melikuidasi dua BPR di daerah ini.

 

“Yang benar adalah dua BPR itu mau menutup sendiri usahanya. Mereka yang mengajukan penutupan, bukan BI yang melikuidasi,” ujarnya kepada wartawan di Medan, Jumat 2 Maret 2012.

 

Menurut dia,  ada tiga BPR yang bermasalah di Sumut. Dua diantaranya, lanjutnya, mengajukan diri untuk menutup usahanya karena tidak mampu menambah modal yang dipersyaratkan BI. Sedangkan satu BPR lagi, tambahnya, sedang dalam pengawasan BI karena salah urus.

 

BI mempersyaratkan modal disetor BPR minimal Rp5 miliar di perkotaan dan Rp1 miliar di pedesaan.

 

Sejauh ini Mikael tidak mau menyebutkan nama-nama ketiga BPR tersebut dengan alasan menghindari agar nasabah tidak panik.

 

“Semua sudah ada mekanismenya. Nasabah tidak perlu panik karena ada Lembaga Penjaminan Simpanan Kredit yang menjamin dana nasabah,” tuturnya.

 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis jumlah BPR di Sumut mencapai 59 buah yang tersebar di sejumlah daerah.

 

Total aset BPR Sumut sampai Januari 2012 sekitar Rp790 miliar, dana pihak ketiga pada periode sama Rp540 miliar, kredit yang disalurkan Rp530 miliar.

 

Loan to deposit ratio Januari 2012 sebesar 98,15 persen, sedangkan non perporming loan (NPL) mencapai 9,43 persen atau masih diambang batas normal karena ketentuan BI NPL BPR disebut bermalah kalau sudah mencapai 18%.

 

“NPL BPR disebut bermasalah kalau sudah di atas 18%, sedangkan bank umum 5%.” (Bsi)

 

 

 

Sumber