HOW TO FIND A LEGITIMATE CRYPTO RECOVERY EXPERT; HIRE CENTURY WEB RECOVERY

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Bank Indonesia pesimistis target inflasi 5,3% di APBN 2012 bisa tercapai mengingat akan ada tambahan tekanan inflasi hingga 3% jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi dinaikan.

 

Juda Agung, Ekonom/ Kepala Biro Riset Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, menuturkan kenaikan harga BBM bersubsidi pasti akan berdampak langsung terhadap naiknya harga-harga barang.

 

Apabila harga BBM bersubsidi naik Rp1000 per liter, maka akan ada tambahan inflasi sekitar 2%-3% dari asumsi saat ini 5,3% di APBN 2012.

 

“Itu hanya dampak langsung dari (kenaikan harga ) BBM. Kalau misalnya tidak ada apa-apa,  missal inflasinya 5,3%, ditambah itu jadi sekitar 7%,” uajrnya usai seminar bertajuk ‘Indonesia Economic Policy in Challenging Global Economy’, Kamis (23/02)

 

Menurutnya, dampak terhadap inflasi tersebut belum memperhitungkan faktor lain, seperti kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL), yang biasanya di bawah 1%. Artinya, jika TDL ikut dinaikan sebesar 10% pada April nanti, otomatis laju inflasi akan lebih tinggi lagi.

 

“Kalau risiko inflasi tahun ini itu dari (kenaikan harga) BBM, TDL, kemudian dari HPP (harga pembelian pemerintah) beras. Kemudian ada risiko juga dari sisi peraturan mengenai hortikultura, di mana kalau impor harus melalui pelabuhan Surabaya, Makasar, yang khusus itu,” katanya.

 

Juda menambahkan bank sentral akan melihat dampak lanjutan (second round effect) dari kebijakan BBM pemerintah terhadap inflasi. Apabila ekspektasi inflasinya tinggi, maka suku bunga acuan (BI rate)

kemungkinan akan dilakukan penyesuaian.

 

“Kami lihat dampak ke inflasinya dulu. Kalau pembatasan sebenarnya tidak terlalu besar. Analisis kami sudah keluar, sekitar 0,8% (tambahan inflasi) untuk pembatasan BBM di Jawa dan Bali,” katanya. (Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Script | Android Forums | Wordpress Tutorials

 

Sumber