Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

cahyadi

Indra Lesmana: Om Bubi Bisa Disamakan dengan Affandi dan Basuki

Recommended Posts

JAKARTA, KOMPAS.com - Pianis yang juga musisi jazz Indra Lesmana menjadi salah satu orang yang begitu kehilangan mendiang pianis jazz legendaris Bubi Chen (74) yang baru saja tutup usia karena menderita penyakit diabetes. Sebagai musisi yang paling dekat dengan Bubi, pentolan grup musik Java Jazz ini mengaku punya banyak kenangan.

 

"Berbicara tentang Om Bubi rasanya enggak cukup dengan waktu singkat. Saya kenal Om Bubi semenjak saya kecil sekali, keluarga saya juga sangat dekat dan ayah saya (musisi jazz Jack Lesmana) juga teman bermusik om Bubi Chen," kenang Indra saat dihubungi Kompas.com via telepon genggamnya di Jakarta, Kamis (16/2/2012) malam.

 

Kemahiran bermain piano yang dimiliki Indra diakuinya tak lepas dari dorongan Bubi. "Ketika saya mulai belajar main piano, Om Bubi selalu berada di sisi saya. Dia pangku saya, dan main satu piano dengan saya pas saya masih belajar. Melihat permainan piano dia sudah menjadi hal yang rutin bagi saya," kisah Indra.

 

Ketika Indra bersama keluarganya pindah ke Jakarta, Bubi yang bermukim di Surabaya tetap menyempatkan diri untuk mengunjungi Indra. "Ayah saya selalu bikih konser di Taman Ismail Marzuki setiap tiga bulan sekali, dan dia (Bubi) selalu datang ke Jakarta dari Surabaya. Dia selalu tinggal di rumah kami, bahkan tidur di kamar yang sama dengan saya," cerita Indra.

 

Beranjak dewasa, Indra dan Bubi akhirnya berkolaborasi bersama, kolaborasi yang memyuguhkan penampilan guru dan sang murid. "Terus kami bikin grup, namanya Andromeda di tahun 1987, ada dua duet piano, kami konser beberapa kali, sampai kami bikin konser di Taman Ismail Marzuki dengam hanya dua piano saja," papar Indra.

 

Namun, memasuki 2004, Bubi harus berjuang melawan penyakit diabetes akut yang sebenarnya sudah lama menggerogotinya. "Tahun 2004 sewaktu konser Om Bubi sudah sempat sakit. Kami paham dia sakit diabetes sejak lama, tapi semangatnya bisa mengalahkan sakitnya," terang Indra.

 

Kini Bubi telah tiada, Indra menilai pria yang sudah seperti ayah kandungnya sendiri itu layak diangkat sebagai maestro jazz. "Om Bubi bersama Indonesian All Star sudah bawa nama harum Indonesia di dunia. Om Bubi bisa disamkan dengam maestro Basuki Abdulah dan Affandi di seni lukis. Indonesia benar-benar kehilangan, Indonesia seharusnya (mengibarkan bendera) setengah tiang hari ini," kata Indra.

 

Penilaian Indra bukan basa-basi. Sepanjang hidupnya Bubi dikenal sebagai musisi jazz yang memiliki disiplin dan dedikasi tinggi. "Disiplinnya dia luar biasa, kalau soal dedikasi enggak usah diomongin lagi, dedikasinya untuk Indonesia sangat besar. Tapi memang dia disiplin dalam setiap pekerjaan, mau itu manggung di konser besar atau atau kecil. Kesiapan beliau dalam berlatih memperlihatkan bagaimana seorang musisi harus profesional. Dia sudah punya nilai profesional jauh sebelum artis Indonesia memilikinya," jelas Indra.

 

"Yang kedua adalah spiritnya, dalam bermusik spiritnya enggak pernah turun. Saya sempat penampilannya sewaktu di Jazz Traffic sekitar dua bulan lalu di Surabaya, Om Bubi masih menunjukkan yang terbaik meskipun kakinya sudah diamputasi (akibat penyakit diabetes akut)," lanjut Indra.

 

Selain kenangan tersebut, Bubi dinilai Indra sebagai manusia yang sederhana yang selalu haus untuk belajar meski usianya tak lagi muda. "Om Bubi itu bukan hanya sebagai musisi yang baik, dia juga pendengar yang baik. Sehari-hari di rumah Tebet itu dia bisa dengar piringan hitam sampai pagi. Saat saya bangun tidur, saya lihat dia ketiduran dengan headphone-nya, dia itu mau belajar, dia terlihat semangat sebagai manusia yang sederhana," tuntas Indra.

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Android Games | Wordpress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...