Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Bank milik Tommy Winata bantah Miranda beri diskon bunga

Recommended Posts

 

 

JAKARTA: Manajemen Bank Artha Graha membantah bahwa penyesuaian bunga atas pinjaman subordinasi yang diberikan Bank Indonesia kepada bank itu adalah atas peran mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda S. Goeltom.

 

 

 

Direktur Utama Bank Artha Graha Andy Kasih mengungkapkan keputusan penyesuaian bunga atas program penyelamatan dan penyehatan Bank Arta Prima ditandantangani oleh mantan Deputi Gubernur  Budi Rochadi (kini almarhum) dan pejabat selevel direktur di bank sentral.

 

 

 

“Dan keputusan seperti itu biasanya diberikans setelah melalui pembahasan Rapat Dewan Gubernur,” ujarnya di Jakarta kemarin.

 

 

 

Sebelumnya, beberapa media menyebut ada peran dari Miranda Goeltom dalam penyesuaian bunga pinjaman subordinasi Bank Artha Graha menjadi 3,25% setiap tahun.  Hal itupun kemudian dikait-kaitkan dengan kasus cek pelawat yang berkaitan dengan suap pemilihan Deputi Senior Gubernur BI.

 

 

 

Pada kesempatan yang sama, kuasa hukum Bank Artha Graha, Otto Hasibuan, mengatakan pada awalnya kliennya berharap Bank Indonesia memberikan klarifikasi atas pemberitaan di beberapa media menyangkut penyesuaian bunga tersebut. “Mereka kan [bank Indonesia] juga dirugikan atas pemberitaan tersebut.”

 

 

 

Wakil Direktur Utama Wisnu Tjandra mengungkapkan bahwa permintaan agar ada penyesuaian bunga pinjaman subordinasi itu sudah diajukan sejak akhir 2005. “Permohonan kamu secara resmi ditolak dua kali. Kalau penolakan secara lisan sudah berulang kali.”

 

 

 

Sebelumnya BI memberikan tingkat suka bunga pinjaman subordinasi senilai Rp1,019 triliun Bank Artha Graha terkait dengan penyelamatan dan penyehatan Bank Arta Prima pada 1997 secara berjenjang.

 

 

 

Tahun pertama sampai tahun kelima dengan tingkat bunga 0,25%, tahun keenam sampai ke-10 sebesar 2%, tahun ke-11 sampai tahun ke-15 sebesar 6%, tahun ke-16 sampai ke-20 sebesar 20%, dan selanjutnya tahun ke-21 sampai ke-25  menjadi 27,83%.

 

 

 

“Saat program penyelamatan  yang disusun pada 1997 itu, suku bunga deposito yang berlaku di perbankan rata-rata 14%-16%. Nah sekarang kan suku bunga sudah rendah, makanya Bank Artha Graha meminta penyesuaian. Itukan wajar,” ujar Otto.

 

 

 

Pada kesempatan itu Wisnu menjelaskan kronologi mengapa Kelompok Artha Graha (ketika itu) ikut ambil bagian dalam penyelematan dan penyehatan Bank Arta Prima yang memang berkinerja jelek. “Tidak ada kaitan antara pemegang saham yang lama dengan Kelompok Artha Graha yang diwakili oleh Tommy Winata. Kami justru diminta oleh Bank Indonesia setelah beberapa calon investor tidak mau.”

 

 

 

Permintaan BI itu atas dasar pertimbangan bahwa BAP perlu segera disehatkan kembali untuk menghindarkan kerugian uang negara sebagai akibat sakitnya BAP.  BAP telah diambilalih oleh BI sejak Februari 1996 karena bank tersebut mengalami konflik di antara para pemegang saham lama, serta kondisi  keuangan yang tidak sehat.

 

 

 

Ketika hendak diselamatkan serta disehatkan, BAP sudah terlanjur memiliki saldo negatif di BI sebesar Rp489 miliar. Selain itu, BAP menghadapi kredit macet  Rp670 miliar dengan nilai jaminan yang dapat dikategorikan nihil, adanya promes bermasalah sebesar Rp 324 miliar, dan defisit modal mencapai Rp754 miliar.

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Store Builder | Android Games | Wordpress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...