Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KRISIS EROPA: Berkah tersendiri bagi Indonesia

Recommended Posts

JAKARTA : Pemburukan krisis kawasan Eropa berimplikasi positif terhadap peningkatan aliran modal asing ke Tanah Air dan penurunan imbal hasil obligasi negara berdenominasi dollar AS sebesar 5 basis poin.

 

 

 

Rahmat Waluyanto, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, menuturkan pemangkasan peringkat kredit sembilan negara zona Eropa oleh Standard & Poor’s sudah diantisipasi sehingga dampaknya terhadap perekonomian nasional tidak signifikan.

 

 

 

Dampaknya justru positif terhadap pembelian obligasi negara oleh asing yang mencapai Rp2 triliun dan penguatan harga obligasi negara di pasar sekunder selama pekan lalu.

 

 

 

“Bahkan yield Indo-bond (valas) yang kami terbitkan, RI-142, yieldnya turun per minggu lalu sekitar 5 basis poin dari posisi penerbitan awal di pasar sekunder,” jelasnya seusai rapat pimpinan Kementerian Keuangan, hari ini.

 

 

 

Penurunan yield global bond, kata Rahmat, merupakan sentiment positif dari aksi investor global mengalihkan modalnya untuk membeli obligasi AS. Meningkatnya pembelian obligasi AS meningkatkan harga dan yield surat utang AS tersebut sehingga ikut menurunkan yield dari global bond Indonesia, yang menjadikannya acuan.

 

 

 

“Tapi tergantung juga, kalau misalnya banyak negara lain, termasuk emerging market , banyak yang mengalami kondisi yang memburuk, yang kami takutkan spread antara yield US treasury dengan yield kita itu naik, maka penurunan yield Indo bonds jadi kecil,” jelasnya.

 

 

 

Kendati volatilitas indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat, Rahmat melihat kondisi pasar obliogasi masih cukup tahan menghadapi goncangan global. Stabilitas pasar obligasi negara lebih baik dibandingkan pasar saham karena risiko surat utang jauh lebih rendah dari saham.

 

 

 

“Tapi kalau, misalkan, karena pengetatan belanja di Eropa, insentif atau stimulus berkurang, pertumbuhannya semakin negatif, kondisi buruk sekali, tentunya itu juga akan berpengaruh, meski pengaruhnya tetap tidak akan sebesar negara-negara lain, selain Indonesia, yang fundamentalnya bagus,” tuturnya.

 

 

 

Justru, lanjut Rahmat, yang perlu diwaspadai adalah kondisi perdagangan China yang merupakan patner dagang terdekat dari Uni Eropa. Apabila, China nanti mengalami perlambatan yang signifikan, tentunya akan berpengaruh ke Indonesia.

 

 

 

Rahmat menambahkan sejak awal hingga pertengahan Januari, pemerinta telah melakukan penarikan pembiayaan sekitar Rp26 triliun. Sebanyak Rp10 triliun ditarik dari pasar domestik, sedangkan sisannya yang Rp16 triliun merupakan hasil penerbitan obligasi dollar di pasar AS (US$1,75 miliar). (ea)

 

 

 

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...