Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia
Masuk untuk mengikuti  
bot

Respons Sentilan Luhut, UGM Beber Sederet Penelitian soal Bawang Putih

Recommended Posts

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Universitas Gadjah Mada (UGM[1]) mengklaim telah melakukan sederet penelitian terkait bawang putih[2], khususnya mengenai bibit produktif dan tahan perubahan iklim.

Pernyataan ini merespons masukan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, yang meminta UGM melakukan penelitian untuk meningkatkan produktivitas bawang putih di tanah air dan tak melulu mengurusi polemik 'ijazah'.

"Dapat disimpulkan dengan cukup kuat bahwa UGM sudah dan sedang melakukan berbagai penelitian terkait bawang putih, termasuk yang berkaitan langsung dengan produktivitas, adaptasi lingkungan, dan ketahanan terhadap perubahan kondisi iklim, terutama iklim mikro (mikroklimat)," ujar Juru Bicara UGM I Made Andi Arsana dalam keterangannya, Selasa (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi ini sendiri Made Andi peroleh lewat diskusi bersama Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerjasama (PPUKS) UGM Danang Sri Hadmoko dan Direktur Penelitian UGM Mirwan Ushada.

Demikian pula mengenai bibit, di mana kata Made Andi, UGM juga sudah melaksanakan penelitian dasar dan terapan untuk bibit dan menurutnya ini sangat relevan untuk menghasilkan bawang putih yang lebih produktif serta lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

"Terutama melalui pendekatan kultivar dan rekayasa mikroklimat," ungkapnya.

Made Andi turut memberikan katalog berisi data penelitian UGM sepanjang 2022-2024. Disebutkan, selama periode itu secara umum terdapat total 2.985 penelitian topik pertanian, baik meneliti produk, mesin, maupun mengembangkan sistem pertanian modern untuk menghasilkan bibit unggul.

Unit kerja terlibat dalam penelitian topik pertanian diantaranya: Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Biologi, hingga Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Pusat Studi.

Adapun komoditas yang diteliti mulai dari padi, jagung, bawang merah dan putih, kedelai, kelapa, kelapa sawit, teh, cabai, kentang, tebu, dan lain sebagainya.

"Dari dokumen ini bisa dilihat fondasi ilmiah dan eksperimentalnya sudah ada dan cukup kuat," kata Made Andi.

Beberapa judul penelitian menyangkut bawang putih, bibit dan kaitannya dengan iklim antara lain:

"Optimasi Mikro Klimat Teknologi Budidaya Bawang Putih Dataran Rendah Guna Memperbaiki Kuantitas dan Kualitas Umbi"

"Tanggapan Empat Kultivar Bawang Putih (Allium sativum L.) pada Pemberian Naungan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman di Dataran Rendah"

Ada pula penelitian varietas melalui pengurutan genome utuh (Whole Genome Sequencing/WGS) oleh fakultas biologi dalam judul:

"Kajian Upstream dan Downstream ONT Sekuensing: Optimasi Metode Isolasi DNA Tanaman dan Komparasi Assembler dalam WGS Bawang Putih Lokal"

Di luar periode 2022-2024, masih ada beberapa judul penelitian bawang putih lagi, antara lain:

"Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Putih (Allium sativum L.) Di Dataran Rendah"

"Pengelolaan OPT Ramah Lingkungan Dalam Produksi Benih Bawang Putih Lokal Untuk Mendukung Program Nasional Swasembada Bawang Putih"

Luhut sebelumnya meminta perguruan tinggi melakukan penelitian untuk meningkatkan produktivitas bawang putih di tanah air.

Menurut Luhut, Indonesia membutuhkan bibit bawang putih yang tidak hanya produktif tapi juga tahan perubahan iklim.

Luhut mendorong agar perguruan tinggi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta melakukan penelitian untuk meningkatkan produktivitas bawang putih. Ia menyebut di antaranya Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Gajah Mada (UGM).

"Universitas Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, misalnya, studi tanah-tanah ketinggian seribu meter yang cocok untuk bibit bawang putih," kata Luhut saat berbicara di acara Solo Investment Festival di Solo, Jumat (12/12).

"UGM, jangan soal ijazah melulu aja yang diributin. Kalian bikin studi dong, di mana nih di Jawa Tengah ini tempat kita bisa menanam bawang putih," ujarnya.

Luhut sendiri sudah melakukan penelitian mandiri untuk mencari varietas baru melalui genome sequencing. Penelitian tersebut dilakukan di Danau Toba di ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut.

"Enggak mahal-mahal. Uang kantong saya sendiri kok, paling kuat berapa. Ada profesor-profesor muda kita yang bisa," ujarnya.

Luhut mengklaim risetnya kini sudah menunjukkan hasil menggembirakan. Menurutnya, riset tersebut sudah menghasilkan varietas bibit bawang yang lebih produktif.

Menurut Luhut, peningkatan produktivitas bawang putih memiliki potensi besar untuk menekan impor tanah air. Pasalnya, nilai impor bibit bawang putih di Indonesia mencapai US$770 juta atau setara Rp12,8 triliun.

====[3]

(kum/sfr)

References

  1. ^ UGM (www.cnnindonesia.com)
  2. ^ bawang putih (www.cnnindonesia.com)
  3. ^ ==== (www.cnnindonesia.com)

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites
Masuk untuk mengikuti  

×
×
  • Create New...