Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia
Masuk untuk mengikuti  
bot

Sensus Ekonomi 2026 BPS, Prioritaskan Kesejahteraan Masyarakat

Recommended Posts

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) menjadi instrumen penting untuk memahami perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini dan arah gerakan perekonomian Indonesia.

BPS mengakui, perilaku belanja masyarakat Indonesia dalam 10 tahun sudah tak dapat dibandingkan dengan pola konsumsi di masa lalu. Masyarakat kini semakin akrab dengan layanan digital, pembayaran tanpa uang tunai, hingga belanja kebutuhan sehari-hari melalui aplikasi.

"Pergeseran ini bukan sekadar perubahan gaya hidup, tetapi perubahan struktural yang mempengaruhi dunia usaha dari tingkat warung hingga perusahaan besar," bunyi keterangan tertulis, Rabu (10/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pergeseran pola konsumsi itu turut disebabkan oleh pertumbuhan pesat ritel modern dan layanan e-grocery. Saat ini, minimarket bermunculan hampir di setiap sudut kota dan desa, menawarkan kenyamanan dan standar layanan yang konsisten.

Pada saat bersamaan, layanan belanja kebutuhan pokok melalui aplikasi semakin diterima masyarakat, terutama oleh generasi muda dan keluarga urban yang mengutamakan kepraktisan.

BPS menilai, fenomena ini tidak bisa dianggap enteng, karena mengubah lanskap persaingan ritel sekaligus mempengaruhi rantai pasok barang kebutuhan sehari-hari.

Namun, modernisasi ternyata tidak otomatis menghapus keberadaan pasar tradisional. Banyak pasar yang tetap bertahan, bahkan menjadi pilihan utama di tengah kenaikan harga dan kebutuhan akan bahan makanan segar.

Dalam hal ini, hubungan sosial antara pedagang dan pembeli, fleksibilitas tawar-menawar, serta harga yang kerap lebih bersaing membuat pasar tradisional tetap relevan. BPS menyebut, perubahan terjadi pada tantangan yang dihadapi.

Di lapangan, pasar tradisional harus bersaing dengan kenyamanan aplikasi digital, tuntutan higienitas yang lebih tinggi, serta selera konsumen yang terus berubah dengan cepat. Untuk mengetahui kekuatan pasar tradisional terkini, diperlukan data yang benar-benar menggambarkan kondisi nyata.

"Sensus ini bukan hanya mencatat jumlah usaha atau kategori lapangan usaha, tetapi memberikan gambaran utuh mengenai bagaimana perilaku konsumen membentuk struktur ekonomi daerah," tegas keterangan resmi BPS.

Melalui SE2026, BPS akan berupaya mendapatkan jawaban nyata yang bukan hanya asumsi, seperti besaran pertumbuhan usaha daring di daerah, jangkauan fenomena e-grocery, hingga posisi pasar tradisional di tengah dominasi ritel modern, serta minat belanja di toko-toko kecil di perkotaan.

Ke depannya, jawaban atas berbagai pertanyaan itu akan turut menentukan arah kebijakan pemerintah. Misalnya, dukungan revitalisasi untuk daerah yang pasarnya masih kuat. Sebaliknya, daerah yang mengalami lonjakan belanja online mungkin membutuhkan infrastruktur logistik yang lebih baik.

SE2026 diyakini dapat memberikan data yang akurat guna menghindari kebijakan cenderung bias, bersifat reaktif, dan tidak menyentuh kebutuhan masyarakat.

BPS menyatakan, pergeseran perilaku konsumen tidak bisa dihindari. Namun, pemahaman terhadap perubahan itu tidak boleh hanya berdasarkan pengamatan sesaat atau tren media sosial.

"Kita memerlukan potret yang komprehensif, dan Sensus Ekonomi 2026 memberi kesempatan langka untuk melihat perubahan itu secara menyeluruh," bunyi pernyataan resmi.

Dengan data yang kuat, Indonesia dapat merancang strategi ekonomi dengan beradaptasi terhadap perubahan, sambil tetap memprioritaskan kesejahteraan masyarakat luas.

(rea/rir)

====
[1]

References

  1. ^ ==== (www.cnnindonesia.com)

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites
Masuk untuk mengikuti  

×
×
  • Create New...