bot 0 Posted 11 jam yg lalu. Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) memperkirakan industri perbankan akan memasuki fase pertumbuhan kredit single digit pada 2026. Pertumbuhan kredit diproyeksi berada di kisaran 8,3+1% atau mendekati 9% pada akhir periode tersebut. Ketua Umum Perbanas Hery Gunardi mengatakan bahwa ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh lebih baik pada 2026 dibandingkan 2025. Jika ekonomi tumbuh positif, maka kredit perbankan juga diyakini akan meningkat seiring perbaikan aktivitas usaha. "Kita melihat bahwa kredit perbankan mungkin tumbuh lebih baik dibandingkan 2025 tapi kelihatannya antara angkanya bergisar antara 9 sampai 11 persen gitu ya," kata Hery dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, (10/12/2025). Hery menambahkan kondisi permodalan perbankan saat ini masih kuat, dengan rasio kecukupan modal industri berada di sekitar 26% per September 2025. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) juga terjaga pada kisaran 2,2% hingga 2,4%. Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan industri perbankan tumbuh moderat namun tetap membaik. Ia berharap sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan pembiayaan APBN dapat mendorong sektor riil bergerak lebih cepat pada tahun depan, dan mendorong pertumbuhan kredit. Secara keseluruhan, Outlook Perbanas 2026 menegaskan bahwa pertumbuhan kredit akan tetap ditopang oleh sektor-sektor padat modal seperti pertambangan, logistik, energi, dan teknologi. Sementara itu, pemulihan di sektor padat karya cenderung lebih lambat. Rinciannya, Kredit sektor Pertambangan dan Penggalian diproyeksikan tumbuh pada kisaran 21,3% (yoy), tetap kuat namun melandai signifikan dari level sangat tinggi pada 2023-2024 seiring stabilisasi harga komoditas global. Pertumbuhan kredit pada Jasa Keuangan & Asuransi diproyeksikan kembali menguat pada 2026, mencapai kisaran 7,8%, setelah sempat melambat pada 2025 sebesar 4,6%. Hal ini sebabkan karena perbaikan aktivitas untuk investasi dan produk asuransi. Kredit untuk Transportasi dan Pergudangan mash diperkirakan ekspansif pada kisaran 18,5% (yoy). Pertumbuhan kredit Sektor Pengadaan Listrik, Gas, dan Air diperkirakan naik sekliar 14,6% (yoy), melandai dari 22,3% pada 2025 yang sebelumnya terrong olen beberapa proyek energi skala besar. Sektor berbasis teknologi menunjukkan prospe meningkat pada 2026. Informasi dan Komunikasi diproyeksikan tumbu 14,1%, meningkat dari 8,6% pada 2025, didorong oleh akselerasi digitalisasi dan pengembangan infrastruktur data. Di sektor primer, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan diperkirakan tumbuh moderat di 5,5% (yoy), sedikit lebih tinggi dari 2025 (4,8%, yoy) seiring meningkatnya pembiayaan agribisnis dan pendalaman rantai pasok pangan dari kebijakan pemerintah. Sebaliknya, sektor-sektor padat karya diperkirakan mash bergerak ferbatas pada 2026. Perdagangan Besar dan Eceran hanya diperkirakan tumbun 2,5% (yoy), melanjutkan pelemahan dari 2025 (4%, yoy). Penyediaan Akomodasi Makan Minum diproyeksikan meningkat ke 4,2 % (yoy), namun masih berada di bawah tren historis. Industri Pengolahan diprediksi tumbuh 7,2% (yoy), sedikit melambat dari 8,3% (yoy) pada 2025. Tantangan terbesar masih dihadapi oleh sektor Konstruksi, yang kembali berpotensi mengalami pertumbuhan mendekati stagnan pada 0,2% (yoy), setelah kontraksi pada 2025 (-2,1%, yoy). Tekanan biaya, penundaan proyek, dan normalisasi pembangunan infrastruktur masih menahan percepatan kredit di sektor ini. (fsd/fsd) [Gambas:Video CNBC][1] References^ [Gambas:Video CNBC] (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites