Cara menghubungi CS dana cepat

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Ekonom menilai upaya pemerintah mengejar realisasi anggaran negara di akhir tahun rentan akan penyimpangan karena terkesan belanjanya asal-asalan. Hal itu tercermin dari pencairan anggaran negara yang mencapai Rp288,4 triliun selama Desember 2011.

 

Umar Juoro, Peneliti Senior Center for Information and Development Studies (Cides), menuturkan meski secara persentase realisasi belanja negara mencapai 96,7%, tetapi secara kualitas tidak bagus. Hal itu bisa terlihat dari menumpuknya belanja di akhir tahun akibat buruknya

perencanaan pembangunan dan ketidaksiapan kementerian/lembaga menjalankan komitmen.

 

“Kualitas belanja negara tidak bagus karena pemerintah hanya mengejar realisasiasi anggaran, bukan untuk mencapai tujuan pembangunan. Tadinya rentan penyimpangan karena dikebut, asal dibelanjakan,” ujar dia kepada Bisnis, sore ini, 8 Januari 2012.

 

Sayangnya, kata Umar, praktik anggaran semacam itu selalu terulang setiap tahun. Terlebih dengan gencarnya wacana pemberantasan korupsi, banyak kuasa pengguna anggaran yang ketakutan untuk belanja sehingga anggaran menumpuk di penghujung tahun.

 

“Untuk itu perlu melibatkan instansi-instansi seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan Agung dalam merencanakan proyek-proyek pemerintah. Jadinya sejak awal bisa ditetapkan mana proyek yang bisa jalan dan mana yang sulit,” tuturnya.

 

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara mencatat realisasi belanja negara per 30 November 2011 sebesar Rp1.001,2 triliun atau 75,8% dari pagu APBNP. Realisasi tersebut terdiri atas belanja modal Rp65 triliun (47,3%), belanja pegawai Rp158,9 triliun (86,9%), dan belanja barang

Rp84,9 triliun (59,5%). (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber