Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Perbankan Siap Terapkan Ketentuan Loan To Value

Recommended Posts

JAKARTA: Industri perbankan tidak keberatan jika  rasio pemberian kredit terhadap nilai barang ( loan to value) diatur, baik itu pada bank maupun anak perusahaan mereka yang bergerak pada industri pembiayaan.

 

Dirut PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyatakan mendukung diterapkan batasan loan to value (LTV) pada penyaluran kredit otomotif.  Karena itu untuk membantu dalam menerapkan prinsip kehati-hatian.

 

“Nasabah akan terseleksi kemampuannya dalam mengangsur kredit. Tidak sembarang orang mendapat fasilitas kredit murah yang bisa menimbulkan gagal bayar,” ujarnya di sela-sela sosialisasi UU OJK mengenai Era Baru Pengawasan Sektor Keuangan yang Terintegritas, hari ini.

 

Dia juga tidak mempermasalahkan jika pengaturan LTV diterapkan kepada anak usaha yang bergerak pada perusahaan pembiayaan. Perseroan, sambungnya, sudah menerapkan LTV dalam menyalurkan kredit, sehingga tidak akan berdampak pada bisnis bank.

 

Menurut Jahja, dalam menyalurkan kredit otomotif perseoan memberikan batasan minimum LTV sebesar 30%. Hal itu, ungkapnya, juga berlaku bagi anak usaha, yakni PT BCA Finance agar bisa menyaring debitur yang benar-benar layak.

 

Dia  tidak khawatir pengaturan LTV akan mempengaruhi penyaluran kredit perseroan. Namun, lanjutnya, jika permintaan kredit turun itu adalah hal wajar. “Dari pada mampu mengambil kredit, tapi dipaksakan? Justru berisiko nantinya,” tegasnya.

 

Penyaluran kredit kendaraan bermotot BCA sendiri melesat hingga 35% menjadi Rp22 triliun-Rp24 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Pertumbuhan kredit otomotif BCA di bawah industri perbankan yang hingga Oktober 2011 mencapai 31,4%. Namun, kredit otomotif perbankan didominasi oleh kendaraan roda empat yang mencapai 56,3%, sedangkan roda dua 11,7%.

 

Pangsa roda empat mencapai 62% dan roda dua 37% dari total kredit otomotif Rp103,5 triliun. Pertumbuhan nominal kredit otomotif terbesar terjadi year to date yakni pada 23,5%.

 

Tingginya pertumbuhan kredit itu memicu regulator untuk mengatur LTV guna mengantisipasi gelembung ekonomi pada sektor itu. Namun, rencana itu ditentang oleh industri multifinance karena dinilai bakal menggerus ekspansi bisnisnya.

 

Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono tak mempermasalahkan pemberian LTV pada perbankan karena dalam penyaluran kredit sudah memakai acuan uang pangkal (down payment/DP) minimal 20%-30%. Namun, menurutnya, hal itu tetap akan berpengaruh kepada industri.

 

Namun, dia mengingatkan tak serta merta DP rendah berarti prinsip kehati-hatian lemah, karena pada dasarnya kreditor memangkas uang pangkal kerjasama dengan prinsipal atau dealer.

 

Kepala Ekonom ISEI Mirza Adityaswara menyampaikan rasa heran jika pengaturan LTV mendapat penolakan dari lembaga keuangan, meskipun diklaim saat ini industri tersebut dalam kondisi bagus.

 

“Justru diatur itu pada saat kondisi bagus, kalau waktu kondisi jelek tidak bisa ditekan regulasi. Regulator hanya mengawasi dan menyehatkan. Nah kondisi bagus itu harus diatur agar tidak terjadi bubble,” katanya.(bas)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...