Apakah Ada Syarat PNS dan Pekerja Swasta WFA pada 29-31 Desember?

[Parno Pemilik Lapak 0]

MALANG: Kalangan koperasi di daerah, terutama Malang dan sekitarnya, mengeluhkan operasional perbankan yang ikut menggarap pembiayaan pada usaha mikro dan kecil.

 

Ketua Koperasi Setia Budi Wanita Jatim di Malang Sri Untari Bisowarno, mengatakan koperasi yang mengeluhkan  praktik perbankan yang ikut menggarap sektor mikro-kecil tersebut terutama pada koperasi simpan pinjam (KSP).

 

“Semua koperasi sebenarnya menangani kegiatan simpan pinjam. Koperasi serba usaha juga mempunyai kegiatan unit simpan pinjam. Tapi yang paling terpukul KSP,” kata Sri Untari di Malang, hari ini.

 

Seperti diberitakan harian ini, KSP yang tergabung dalam Asosiasi Mitra Pos Indonesia mengimbau Kementerian Keuangan dan instansi terkait bersikap adil menyikapi keinginan memasuki bisnis inti lembaga keuangan mikro tersebut (Bisnis, 15/12).

 

Menurut Untari, pembiayaan sektor ekonomi ritel dan mikro merupakan garapan utama koperasi, terutama KSP. Namun kalangan perbankan, bahkan perbankan umum, beramai-ramai membentuk unit mikro-kecil.

 

“Bahkan kredit Rp5 juta untuk pedagang di pasar tradisional ditangani bank umum. Ini kan mematikan pangsa pasar KSP.”

 

KSP, lanjut dia, jika harus bertarung dengan perbankan jelas kalah. Pertimbangannya karena SDM perbankan lebih profesional, operasional mereka juga lebih modern karena dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi. Bunga yang ditawarkan juga biasanya lebih kompetitif, lebih murah.

 

Karena itulah, kata dia, pemerintah maupun serta pemangku kepentingan lainnya perlu bertindak agar KSP bisa tetap eksis, tidak tergilas operasional perbankan, terutama perbankan.  

 

Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia perlu duduk bersama. Keperluannya membahas regulasi penyaluran kredit mikro-kecil.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber