Bos BTN: Korban Bencana Sumatera Bisa Tunda Cicilan KPR 1 Tahun

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Indonesia seharusnya bisa menjadi negara tujuan invetasi yang aman atau safe haven, karena dukungan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan inflasi yang relatif rendah.

 

"Kalau sekarang safe haven itu Amerika Serikat, kami pikir Indonesia juga bisa menjadi safe haven," ujar Hartadi A. Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Selasa 13 Desember.

 

Hal itu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5% pada tahun ini, meskipun global mengalami perlambatan dan ketidakpastian.

 

Meski pertumbuhan tinggi tapi inflasi mengalami penurunan. Inflasi sejak awal tahun hingga November tercatat 3,2%, masih di bawah target bank sentral yakni 4%--6%.

 

Dengan kata lain, lanjut Hartadi, Indonesia berhasil menghilangkan stigma trade off selama 2011, yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi pasti diikuti dengan kenaikan inflasi.

 

"Dalam teks book manapun trade off pasti terjadi, tapi Indonesia harus bergembira karena itu tidak terjadi selama tahun ini," ujarnya.

 

Fauzi Ichsan, Ekonom Senior Standard Chartered Bank, mengatakan Indonesia memiliki kelebihan sebagai tujuan investasi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, seperti India dan Brasil.

 

"India menutup diri terhadap investor asing, sedangkan Brazil menetapkan pajak 6% bagi investor asing. Sementara itu, Indonesia lebih terbuka karena menerapkan rezim devisa bebas," ujarnya.

 

Menurut Hartadi, investor asing masih memiliki minat besar dalam berinvestasi di dalam negeri. Itu terlihat dari rendahnya imbalan dari emisi sukuk global pemerintah senilai Rp1 triliun beberapa waktu lalu, yang ditetapkan 4%.

 

Dia menambahkan momentum ini seharusnya dimanfaatkan oleh perusahaan swasta dalam emncari pendanaan guna membiayai ekspansi jangka panjang. (ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber